Malaysia Lockdown 2 Minggu, Singapura Kalang Kabut Bingung Tak Ada Pasokan Makanan
Pembatasan perjalanan Malaysia adalah ancaman terbaru terhadap ekonomi Singapura yang sudah terhuyung-huyung akibat wabah virus corona.
Para karyawan yang merupakan pekerja komuter di Singapura itu harus segera mengepak pakaian mereka dan kembali lagi ke Singapura karena pemerintah Malaysia akan melakukan penutupan total semua perbatasan darat dengan republik pulau itu mulai Rabu (18/3/2020).
Karyawan Malaysia yang tidak kembali ke Singapura pada Selasa malam (17 Maret) akan diberikan dua minggu cuti yang tidak dibayar.
The Star memberitakan, beberapa pengusaha Singapura menyediakan layanan hotel dan asrama untuk karyawan mereka karena Pemerintah Malaysia mulai mengambil langkah-langkah drastis untuk mengekang meningkatnya jumlah kasus Covid-19.
Namun, ada perusahaan yang meminta karyawan untuk tinggal bersama saudara atau teman selama krisis ini.
Seorang pekerja pabrik, yang hanya ingin dikenal sebagai Sara, mengatakan perusahaan memintanya untuk mengepak pakaiannya dan kembali ke Singapura sebelum kontrol perbatasan yang baru diterapkan.
“Mereka tidak mau mengambil risiko. Perusahaan mengatakan bahwa jika mereka tidak dapat menemukan saya tempat tinggal, maka saya hanya harus tinggal di pabrik," katanya.
Dia mengatakan akan kembali ke Singapura setelah berkemas karena dia adalah pencari nafkah tunggal keluarga dengan tiga anak yang masih sekolah.
Sara mengatakan dia berharap perbatasan akan tetap terbuka karena mata pencaharian banyak orang dipertaruhkan di sana.
Komuter harian lain yang dikenal sebagai Tan, mengatakan perusahaannya akan menyediakan makanan dan tempat tinggal selama dua minggu.
Namun, perusahaan telah mengatakan kepada mereka yang tidak kembali tepat waktu bahwa mereka harus mengambil cuti wajib dua minggu yang tidak dibayar.
"Namun, mereka telah meyakinkan kepada kami bahwa mereka tidak akan diberhentikan karena ini adalah keputusan tiba-tiba oleh Pemerintah Malaysia," katanya.
Tan menambahkan, banyak orang sekarang dalam kondisi bimbang mengenai apakah akan tinggal kembali di Singapura atau kembali ke Johor Baru.
Tan menambahkan bahwa dia baru saja pulang setelah shift malam yang panjang dan sekarang berencana untuk berkemas dan kembali.
Dia mengatakan dia berharap Pemerintah Malaysia akan mempertimbangkan nasib mereka karena sudah ada pemeriksaan kesehatan yang ketat di kedua sisi perbatasan.
Saat ini, sekitar 300.000 orang bepergian antara dua perbatasan yang melintasi Malaysia dan Singapura setiap harinya.