Wabah Virus Corona
Wabah Virus Corona, Mahasiswa Aceh di Jerman Dilaporkan dalam Keadaan Sehat dan Baik
Secara umum kita mengikuti instruksi dari KBRI di Berlin baik dalam hal pencegahan maupun perkembangan berita terbaru,‘‘ kata Sadikin
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Nur Nihayati
Secara umum kita mengikuti instruksi dari KBRI di Berlin baik dalam hal pencegahan maupun perkembangan berita terbaru,‘‘ kata Sadikin
Laporan Fikar W.Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Mahasiswa Aceh di Jerman dilaporkan dalam keadaan sehat dan baik meski Jerman negara ke empat di dunia yang memiliki kasus virus corona,setelah China, Italia dan Spanyol.
Ketua Ikatan Mahasiswa Aceh di Jerman (IMAN), Sadikin dalam percakapan via WhatsApp (WA) dengan Serambinews.com, Sabtu (21/3/2020) malam, menyampaikan, "Alhamdulillah saya dan teman-teman dalam keadaan sehat dan tidak ada laporan atau keluhan secara khusus terkait COVID-19.
Secara umum kita mengikuti instruksi dari KBRI di Berlin baik dalam hal pencegahan maupun perkembangan berita terbaru,‘‘ kata Sadikin.
Ia juga menyampaikan, Pemerintah Jerman sudah mengimbau untuk berdiam di rumah masing-masing, dan semua itu diikuti dengan baik oleh mahasiswa asal Aceh di Jerman.
• Berhasil Sembuh dari Covid-19, Wanita Ini Berpesan Jangan Panik dan Tetaplah di Rumah
• Kebun Warga di Beuracan Diobrak Abrik Poe Meurah, Pemilik Ketakutan, Ini Permintaan Petani
• Kebakaran Ludeskan Satu Warung Nasi Ayam Penyet di Nagan Raya
Mahasiswa Aceh yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Aceh di Jerman dan berada di bawah naungan KBRI di Berlin.
Mereka telah senantiasa menyampaikan edaran mengenai perkembangan situasi terkini terkait hal-hal yang perlu diantisipasi oleh WNI yang berada di Wilayah Jerman.
KBRI di Berlin juga membantu dan memberikan informasi kepada WNI di Jerman baik kepada masyarakat Indonesia yang sedang bekerja, mahasiswa maupun sebagai turis dari Indonesia.
Wabah COVID-19 telah menjadi perhatian dunia dan telah ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO semenjak tanggal 11 Maret lalu.
Berdasarkan data dari Johns Hopkins University and Medicine, Amerika Serikat, pada tanggal 21 Maret di Jerman terdapat 21,293 kasus COVID-19 yang telah dikonfirmasi, dengan rincian 21,011 kasus aktif, 73 kasus kematian dan 209 sembuh.
Hal ini juga menempatkan Jerman di posisi ke empat di dunia dengan kasus tertinggi setelah China, Italia dan Spanyol. Laju kenaikan kasus ini setiap harinya pun terhitung cukup tinggi.
Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer mengumumkan bahwa Pemerintah Jerman mulai tanggal 16 Maret 2020 pukul 08.00 membatasi pergerakan lintas darat di perbatasan Austria, Denmark, Luksemburg, Perancis, dan Swiss.
Aliran barang dan komuter di wilayah tersebut tetap diperbolehkan.
Sampai dengan saat ini belum ada rencana dari Pemerintah Jerman untuk menutup seluruh perbatasan darat/udara atau menerapkan lockdown namun hal ini masih bisa terjadi.
Pemerintah Jerman juga mengumumkan bahwa sebagian besar institusi dan fasilitas publik seperti sekolah, universitas, museum dan tempat ibadah ditutup untuk sementara waktu.
Namun, Kanselir Angela Merkel menjamin pasokan distribusi bahan makanan berjalan lancar dan mengumumkan bahwa supermarket/pasar swalayan dan apotek akan tetap buka di hari Minggu. (*)