Wawancara Eksklusif
Covid-19 Mudah Nempel Tapi Tak Merusak
Menurut Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto, sudah ada 514 pasien positif virus Corona di Indonesia yang tersebar
Apakah itu berarti cacar mirip dengan Covid-19?
Persis sama, cuma sekarang perbedaannya adalah memasukkan virus ke dalam tubuh lewat vaksin sama lewat virus wabah, itu berbeda. Kalau misalnya vaksin kan virusnya sudah mati, makanya begitu dimasukkan ke badan kita, kita tidak sakit, paling ya panas-panas seharu-dua hari.
Tapi kalau misalnya virus wabah, kalau masuk ke badan kita dan kalau masuknya kebanyakan, maka kita akan sakit, tapi kesakitannya hanya berlangsung satu minggu. Sesudah itu ya sama-sama mengeluarkan antibodi, divaksin juga minggu depan keluar antibodinya. Kena virus wabah, minggu depan juga keluar anrtibodinya. Perbedaannya kalau divaksin kita tidak sakit, kalau dari virus wabah kita sakit demam dulu.
Dari penjelasan Anda, apakah Covid-19 ini bisa membuat orang meninggal?
Semisal ada dua orang, yang satu sehat enggak punya komplikasi, satunya lagi punya TBC sehabis itu sama diabetes. Pas kita datang ke tempat yang sama kita dapat virus yang sama. Kalau virusnya masuk ke tempat orang sehat, orang itu sakit tetapi minggu depan akan sembuh. Kalau masuk ke orang yang sudah punya penyakit duluan, nah itu orang sakitnya tambah parah.
Sebagian besar yang meninggal itu ada di grup itu, namanya kalau saya bilang high risk group. Grup itu isinya ya orang-orang yang sudah tua, karena mereka mengeluarkan antibodinya tidak seperti usia-usia muda. Kedua, orang-orang yang punya penyakit komplikasi. Ketiga, yang punya gangguan pernapasan. Yang harus diperhatikan karena sekarang kematian lebih banyak terjadi di orang-orang dengan risiko tinggi ini, yang 3 persen, karena kan datanya membuktikan 97 persennya hidup. Yang 3 persen ini kan harus dilindungi.
Menurut Anda, bagaimana cara melindungi yang high risk group itu?
Kalau kita tahu lagi ada wabah ya jangan keluar rumah, benar kata Pak Presiden. Di rumah dulu saja dua minggu, nanti kalau wabahnya sudah tidak ada lagi boleh keluar lagi, biar tidak ada yang terjangkit virus. Kemudian, kalau misalnya orang dengan risiko tinggi batasnya kerusakan adalah pada saat mulai ada gangguan napas atau sesak. Jadi kalau kita masih demam itu tidak apa-apa. Begitu kita sudah mulai merasa tidak bisa napas atau sesak, langsung ke rumah sakit tidak usah menunggu, karena kita belum punya alat untuk melegakan pernapasan. Rumah sakit yang punya, dan kita harus menyelamatkan orang yang risikonya tinggi.
Jadi kalau kita lanjutkan lagi, tidak usah panik: wah saya baru panas sedikit, baru batuk sedikit terus ke rumah sakit. Jangan! Kalau berasa sakit di rumah aja libur, makan yang benar, minum yang benar, tidurnya enak, setelah itu minum vitamin E sama vitamin C, minggu depan sembuh. Rumah sakit itu akan lebih baik dan lebih longgar jika dipakai buat orang-orang yang berisiko tinggi, jadi jangan sampai menuh-menuhi rumah sakit, cuman gara-gata batuk sama demam doang. Semua orang juga sama. (reza deni/tribunnetwork/cep)