Palestina

Wabah Corona Membuat Rakyat Palestina di Gaza Semakin Menderita, Badan PPB UNRWA Tangguhkan Bantuan

Pemerintah Palestina telah mengambil sejumlah langkah, termasuk penutupan sekolah dan jam malam sebagian.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
ANADOLU AGENCY/ALI JADALLAH
Pemandangan di depan Kantor UNRWA di kamp pengungsi Al-Shati, Gaza, setelah ditutup pada 23 Maret 2020. Badan PBB untuk para pengungsi Palestina, UNRWA, untuk sementara menangguhkan bantuan ke Jalur Gaza setelah pendeteksian dua kasus virus coronavirus di wilayah tersebut. 

SERAMBINEWS.COM – Kehidupan rakyat Palestina di Jalur Gaza semakin menderita setelah otoritas setempat mendeteksi dua pasisen suspect corona, tiga hari lalu.

Dua warga Palestina dari Jalur Gaza dilaporkan terinfeksi virus corona setelah kembali dari Pakistan.

Keduanya langsung ditempatkan di bawah karantina.

Mereka saat ini dirawat di rumah sakit lapangan di Rafah.

Pemerintah Palestina telah mengambil sejumlah langkah, termasuk penutupan sekolah dan jam malam sebagian.

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari perjuangan melawan virus corona.

Keadaan membuat kehidupan rakyat Gaza yang diblokade Israel semakin menderita.

Sebuah kelompok hak asasi manusia dari Israel, B’Tselem, pada Senin malam menyatakan bahwa penyebaran virus corona baru di Gaza akan menjadi "bencana besar" karena blokade yang dipaksakan oleh Israel.

Pekerja medis melakukan tes COVID-19 di Laboratorium Sentral Kementerian Kesehatan Palestina di kota Ramallah, Tepi Barat pada 16 Maret 2020.
Pekerja medis melakukan tes COVID-19 di Laboratorium Sentral Kementerian Kesehatan Palestina di kota Ramallah, Tepi Barat pada 16 Maret 2020. (ANADOLU AGENCY/ISSAM RIMAWI)

Menurut pernyataan tertulis B'Tselem, blokade Israel dan populasi padat di Jalur Gaza telah menyebabkan kemiskinan ekstrim dan runtuhnya infrastruktur.

“Sistem perawatan kesehatan di Jalur Gaza sudah di ambang kehancuran bahkan sebelum menerima pasien coronavirus pertamanya,” tulis kelompok pejuang HAM itu.

“Itu tidak dapat memenuhi kebutuhan populasi karena kekurangan akut obat-obatan, peralatan, dokter dan pelatihan profesional,” kata pernyataan tersebut.

Mereka menyatakan, orang-orang yang membuat blokade terhadap GAZA bertanggung jawab atas keselamatan dua juta orang yang kini berada dalam ancaman serangan wabah corona.

“Israel tidak akan bisa menangkis kesalahan jika skenario mimpi buruk ini berubah menjadi kenyataan yang dibuatnya dan tidak berusaha untuk mencegahnya,” tambah pernyataan itu.

Setelah muncul di Wuhan, Cina Desember lalu, coronavirus, yang secara resmi dikenal sebagai COVID-19, telah menyebar ke setidaknya 168 negara dan wilayah, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University yang berbasis di A.S.

Ada 381.499 kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia dan jumlah kematian sekarang mencapai 16.500, sementara lebih dari 101.000 orang telah pulih.

Palestina Umumkan Dua Kasus Virus Corona Pertama di Gaza, PBB Peringatkan Konsekuensi Menakutkan

Palestina Umumkan 7 Kasus Positif Virus Corona, Sekolah, Masjid, Gereja Ditutup

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved