Wawancara Eksklusif
Corona Tak Ada Hubungan dengan Kematian
Pakar Virus (Virologist), drh Mohammad Indro Cahyono, melihat persoalan virus Corona di Indonesia sudah bergeser, tidak fokus
Meskipun begitu, kita jangan buat enteng ini. Menurut saya biasa saja. Kita juga harus lihat bahwa penyakit ini bisa diatasi, dan kita tetap waspada. Kita sudah tahu virusnya gampang rusak pakai sabun, hand sanitizer, sampo juga bisa, cairan cuci piring juga bisa. Tapi virus ini ada dua: di luar sama di dalam tubuh. Yang di luar bisa dihancurkan pakai sabun pakai pelarut lemak. Nah, sementara yang di dalam tubuh ya kita pakai vitamin C dan E untuk menaikkan antibodi. Jadi berbeda penanganan virus di dalam tubuh dan di luar.
Apa yang membuat Anda yakin ilmu tentang virus harus terus dikembangkan?
Kalau orang belajar virus dan kita update, mencari sendiri. Beberapa teori virus saya yang bikin, seperti antigen buat menguji virus flu burung itu secara nasional hak patennya masih atas nama saya. Kalau kita belajar sendiri ya terus-menerus, mengupdate dan menyesuaikan sama fakta, ya kita tidak ada yang takut. Orang banyak takut kan karena masih pakai acuan 20 tahun yang lalu. Kalau sekarang sudah berkembang, kita mengerti, tahu kelemahannya, kelebihannya, harus mengerjakan apa, meningkatkan antibodi, kita santai saja. Kalau misalnya ada orang yang panik, masa saya yang disalahkan?
Masyarakat kita minim sekali literasi buat belajar, minim sekali buat memilih informasi yang benar, sehingga seringkali kalau ada wabah bisa dianggap besok mau kiamat, padahal sebenarnya juga tidak. Seperti suku Maya yang kalendernya hanya sampai 2012, dan seluruh dunia geger dan percaya bahwa 2012 akan kiamat, tetapi kenyataanya tidak kiamat kan? Apakah ada yang berpikir mungkin orang-orang Maya dan Inca jahil ke kita?
Sama seperti masyarakat kita. Kalau kita mau belajar dan mengedukasi masyarakat pakai cara yang sederhana, semua orang pintar dan bisa menganalisis, sehingga semuanya tidak ada yang takut.
Kita akan tahu kok kalau virus corona tidak seganas yang dibayangkan orang, makanya saya santai banget. (reza deni/tribunnetwork/cep)