Berita FloFa Aceh
LSM FloFa Aceh Siap Bantu Petani Aceh Utara Atasi Serangan Penyakit pada Padi
Ekses serangan penyakit busuk batang tersebut kata Darwis, anakan padi pelan-pelan menjadi busuk, menguning dan kemudian mati.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Jafaruddin | Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Flora & Fauna (FloFa) Aceh siap membantu petani di Aceh Utara mengatasi penyakit busuk batang (penyakit mirah) yang menyerang padi, secara gratis. Pihaknya akan turun langsung ke areal sawah untuk melihat dan membantu mengatasinya.
“Akhir-akhir ini kita banyak mendapatkan informasi dari masyarakat di beberapa kecamatan di Aceh Utara terkait serangan penyakit busuk batang padi. Pasalnya warga sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya, tapi belum berhasil,” ujar Direktur LSM FloFa Aceh Darwis Kuta kepada Serambinews.com, Kamis (26/3/2020).
Ekses serangan penyakit busuk batang tersebut kata Darwis, anakan padi pelan-pelan menjadi busuk, menguning dan kemudian mati.
Kondisi ini menyebabkan warga mengeluh, karena jika tak mampu diatasi akan berdampak terjadinya gagal panen. Bahkan, ada beberapa warga yang harus menanam kembali di lokasi yang diserang penyakit tersebut.
“Kita sudah turun ke beberapa lokasi yang diserang penyakit tersebut. Antara lain di Desa Tanjong Mulie Kecamatan Syamtalira Aron,” ujar Darwis.
Ia turun bersama Danramil Syamtalira Aron Kapten Inf Syamsul Hamdani dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koptu Riki Pasai serta petani setempat dan pengurus LSM FloFa, Basri.
Di Desa tersebut kata Darwis sudah ada beberapa petak sawah warga yang diserang penyakit tersebut. Antara lain Martunis, Zulkifli, Maryam, dan Muhammad. Mereka mengaku sudah tidak tahu cara mengatasi serangan penyakit tersebut.
“Kemudian kita memberikan fungisida dan bakterisida jenis Foxxin untuk disemprot penyakit tersebut,” kata Darwis.
Empat hari kemudian setelah petani tersebut menyemprot padi yang diserang penyakit busuk batang tersebut dengan menggunakan Foxxin, pihaknya datang lagi untuk melihat perkembangan.
Ternyata hasilnya cukup efektif, serangan penyakit tersebut tak ada lagi dan padi yang sudah diserang sembelumnya sudah tumbuh kembali. Padahal kata Darwis baru empat hari.
“Kini padi milik warga tersebut secara berangsur-mulai tumbuh normal kembali,” ujar Darwis.
Selain di desa tersebut, Foxxin itu juga diberikan kepada beberapa petani di Desa Ceubrek Tunong, Kecamatan Syamtalira Aron, kemudian petani di Desa Matang Baloi Kecamatan Tanah Luas.
Lalu untuk petani di Desa Keurisek Kecamatan Kuta Makmur dan juga petani di Blang Seureukui Kecamatan Syamtalira Bayu.
“Pengakuan petani kepada kami, serangan penyakit tersebut sudah hilang dan padi mereka sudah tumbuh kembali. Malahan mereka meminta beli Foxxin, tapi belum dijual karena stoknya masih terbatas,” ujar Darwis.