Update Corona di Abdya
Tiga Unit Alat Pengukur Suhu Tubuh Rusak, Petugas Kewalahan Periksa Warga ke Luar Masuk Abdya
Dinkes mengirim petugas medis bertugas di posko pemantauan dua shif, tiga orang bertugas siang dan tiga orang bertugas malam.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), membuka Posko Pemantauan di Desa Kayee Aceh, Kecamatan Lembah Sabil, daerah perbatasan Kabupaten Abdya dengan Kabupaten Aceh Selatan, arah Sumatera.
Posko pemantauan dibuka sejak 24 Maret lalu untuk memeriksa suhu tubuh (kesehatan) warga yang masuk dan keluar dari Kabupaten Abdya. Posko pemantauan ini buka 24 jam (siang malam).
Petugas di posko pemantauan, selain dari Dinas Kesehatan (Dinkes), juga personel TNI/Polri, BPBK, Satpol PP, Dinas Perhubungan (Dishub), Tagana, Satgas SAR, dan Anggota RAPI Abdya.
Dinkes mengirim petugas medis bertugas di posko pemantauan dua sif, tiga orang bertugas siang dan tiga orang bertugas malam.
Khusus pemeriksaan kesehatan warga yang masuk dan keluar Abdya dilakukan petugas medis. Sedangkan petugas lainnya menghentikan kendaraan yang melintasi lokasi perbatasan dua kabupaten tersebut.
Keterangan diperoleh Serambinews.com, Jumat (3/4/2020), setelah bertugas selama 12 hari di posko pemantauan tersebut, petugas medis dilanda kelelahan karena memeriksa suhu tubuh semua awak kendaraan yang melintas di lokasi.
Kelelahan petugas posko tersebut diakui Kepala Dinkes Abdya, Safliati SST MKes. Malahan, hal itu sempat diangkat dalam rakor sinergitas gugus tugas penaganan dampak pandemi Covid-19 di Aula Masjid Kompleks Perkantoran Abdya, Rabu.
Rakor yang dipimpin Bupati Abdya, Akmal Ibrahim, Safliati menanyakan apakah semua awak kendaraan yang masuk dan keluar Abdya harus diperiksa suhu tubuhnya.
Atau dibatasi saja pemeriksaan suhu tubuh terhadap awak kendaraan yang masuk Abdya dalam perjalanan jauh atau dari Medan dan daerah lain di Indonesia, teramsuk yang pulang dari luar negeri. Kemudian warga Abdya yang keluar menuju Medan atau daerah lain.
“Tiga petugas medis di posko pemantauan sangat kewalahan memeriksa suhu tubuh semua awak kendaraan yang masuk dan keluar. Sanking banyak warga yang diperiksa, tiga alat pengukur suhu tubuh (infrared thermometer) sudah rusak,” kata Safliati.
Setelah dipertanyakan oleh Bupati Akmal Ibrahim tentang hal ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK), Amiruddin menjelaskan, sebenarnya pemeriksaan suhu tubuh hanya terhadap awak kendaraan dalam perjalanan jauh, dari Medan atau kota lain masuk ke Abdya.
“Kalau warga dari Labuhan Haji (Aceh Selatan) dengan kendaraan pribadi masuk ke Abdya, sebenarnya tak perlu diperiksa suhu tubuh,” kata Amiruddin.
Akan halnya, warga Abdya yang keluar dengan kendaraan menuju beberapa lokasi di Kabupaten Aceh Selatan, tidak perlu diperiksaan suhu tubuhnya.
Jika ditemukan awak kendaraan dengan gejala yang mencurikan, seperti suhu tubuh tinggi, flu dan batuk, maka petugas posko pemantauan segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait.