Social Distancing
Ulama Saudi: Istri Boleh Tendang Suami dari Ranjang Jika Tak Mau Terapkan Social Distancing
Sheikh Abdullah al-Mutlaq mengatakan kepada seorang wanita bahwa ia berhak untuk mengusir suaminya dari tempat tidur jika ia patuhi social distancing.
Laporan Agus Ramadhan
SERAMBINEWS.COM – Pemerintah Arab Saudi akhir-akhir ini terus mengkampanyekan social distancing bagi para warganya ketika virus corona terus menyerang dunia.
Pemerintah pun melibatkan unsur pemuka agama dalam menyampaikan pesan social distancing.
Dalam sebuah acara di televisi milik pemerintah, Sheikh Abdullah al-Mutlaq mengatakan kepada seorang wanita bahwa ia berhak untuk mengusir suaminya dari tempat tidur jika ia tidak mematuhi peraturan untuk menjaga jarak sosial dalam melawan virus corona.
Seorang wanita bertanya kepada Sheikh Abdullah, apakah dirinya bisa menyerahkan hak suami-istrinya kepada istri kedua suaminya jika dia khawatir akan terinfeksi.
Sambil tersenyum, Sheikh Abdullah menjawab “bisa”.
Melansir dari Straits Times, Jumat (3/4/2020) Sheikh Abdullah al-Mutlaq merupakan penasihat pengadilan kerajaan Arab Saudi.
Semua negara-negara di seluruh dunia berusaha untuk memisahkan orang-orang dengan menjaga jarak agar dapat menghentikan penyebaran Covid-19.
Namun, Arab Saudi meminta para pemuka agama untuk memerangi pandemi dan memberikan khotbah yang mendukung langkah-langkahnya penerapan social distancing lebih ditonjolkan.
Dalam video yang diproduksi oleh lembaga-lembaga pemerintah, para ulama memperkuat pesan di dalam video klip pendek yang mendesak orang-orang untuk menerapkan social distancing.
Mereka menyoroti kewajiban seorang Muslim untuk melestarikan kehidupan dan memuji langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh Raja Salman terhadap perang melawan virus corona.
Dalam video yang dipublikasikan menampilkan beberapa anggota Dewan Cendekiawan Senior menunjukkan cara mereka menggosok tangan dengan hand sanitiser sebelum berbicara kepada umat.
Polisi Syariah, yang kewenangannya telah dilepas oleh Putra Mahkota, sekarang telah menjadi bagian dari kampanye untuk menjaga orang-orang tetap berada di rumah.
Mereka ditugaskan untuk memasang spanduk yang mengatakan 'ketika Nabi Muhammad SAW bersin, ia akan menutupi wajahnya dengan tangan atau kain,'.
“Arab Saudi telah efektif dalam menangani krisis dan ingin menunjukkan kemampuannya untuk menghadapinya,” kata Ayham Kamel, Kepala Timur Tengah dan Afrika Utara, dalam pertemuan Grup Eurasia.
Saat Ini, Arab Saudi telah melaporkan sebanyak 1.885 kasus positif terkonfirmasi dan 21 orang telah dinyatakan meninggal.
"Upaya tersebut didasarkan pada sains, kebijakan, serta apa yang berhasil dan apa yang tidak dan mereka ingin mengambil modal untuk itu," katanya.
"Mereka tidak ingin ulama mulai berkhotbah tentang bagaimana mereka akan berdoa dan bagaimana ini akan menyelamatkan jiwa," pungkasnya.
Pemerintah Arab Saudi telah memberlakukan jam malam selama 24 jam di kota di Mekah dan Madinah.
Langkah ini diambil untuk memerangi dan mencegah penyebaran virus corona di kota itu.
Melansir dari Al Jazeera, Jumat (3/4/2020), Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengeculaikan untuk pekerja penting dan bagi penduduk yang diizinkan membeli makanan dan mengakses perawatan medis.
Pemberlakuan ini telah menghentikan penerbangan internasional, menghentikan Umrah, menutup sebagian besar tempat-tempat umum, dan membatasi pergerakan penduduk.
Pada Selasa (31/3/2020), Menteri Haji dan Umrah, Mohammed Saleh Benten, meminta umat Islam untuk menunda persiapan ibadah haji tahunan yang dijadwalkan pada akhir Juli karena pandemi virus corona yang belum berakhir.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi telah bekerjasama dengan Otoritas Perbankan untuk mengatur prosedur penggunaan layanan perbankan dan ATM.(*)
• Peran Penting Bandara SIM di Tengah Covid-19, Salah Satunya Mengirim Spesimen PDP Corona ke Jakarta
• Kartu Prakerja, Apa Manfaatnya dan Bagaimana Mendapatkannya? Ini Penjelasan Pemerintah
• Wanita Hamil Berstatus ODP Kejang-kejang Sebelum Melahirkan Hingga Meninggal Dunia, Ini Penyebabnya
• Wanita yang Bikin Heboh Warga Banda Aceh dan Aceh Besar Diisolasi di RSJ Aceh