Update Corona di Subulussalam

Mantan Walkot Subulussalam Merah Sakti Ungkap Kerisauannya Terkait Penanganan Covid-19

Selain itu Sakti meminta dalam penanganan wabah ini pemerintah harus berani, tegas namun tetap transparan dan bertanggungjawab.

Penulis: Khalidin | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
Mantan Wali Kota Subulussalam, H Merah Sakti SH 

Padahal, menurut Sakti dalam keadaan seperti ini rakyat membutuhkan pengayoman, perlindungan mulai masalah kesehatan, keselamatan hingga ekonomi.

Lantaran itu, Sakti yang merupakan wali kota dua periode di Subulussalam mempertanyakan sandiwara apa lagi yang digelar di negeri ini?

Sakti menambahkan, sebagai rakyat dia menyampaikan betapa bingung, cemas, khawatir dan takut menghadapi wabah di Kota Subulussalam.

Masyarakat, ujar Sakti kini disuruh berdiam di rumah dan telah patuh serta hormat dengan maklum tersebut.

Di sisi lain, Sakti mempertanyakan siapa yang akan membantu nafkah hidup keluarga masyarakat terutama yang ekonominya sangat miskin.

”Kami mendengar kabar adanya saudara kami masyarakat Subulussalam yang terpaksa menggadaikan KTP nya untuk mendapatkan segenggam beras, adakah yang peduli tentang ini?,” tulis Sakti

Mantan anggota DPRK Aceh Selatan, Aceh Singkil dan Subulussalam ini pun menyampaikan mereka tak tahu kapan wabah corona akan berakhir.

Lantaran itu, dia mengimbau pejabat dan dan legislatif di sana berhenti bertikai. Sakti juga meminta agar semua pihak di sana kompak dan bersatu.

Selain itu Sakti meminta dalam penanganan wabah ini pemerintah harus berani, tegas namun tetap transparan dan bertanggungjawab.

Memasuki bulan suci Ramadan yang sudah dekat, negara ini kata Sakti dalam kondisi darurat. Namun dia menilai jika daerah masih bersikap ragu dan takut untuk bersikap atau brtindak.

Dia juga menyinggung dana Rp 2 miliar untuk bantuan sembako di Subulussalam dan dinilai sedikit. Padahal di daerah lain seperti Abdya dan Aceh Besar menyiapkan dana sangat besar mencapai Rp 51 miliar dan Rp 48 miliar.

Terakhir, Sakti menyentil APBK yang belum dilelang proyeknya dinilai dapat segera digeser untuk penanganan covid.

Jika dana sebesar Rp 2 miliar tersebut diperuntukan untuk membeli sembako, lanjut Sakti, segeralah beli.

Dia mengaku ada banyak toko di Subulussalam yang menyediakan sembako sehingga dapat dibeli di sana.

Dia mewanti-wanti jangan sampai masyarakat semakin terjepit dan tersakiti dalam bencana ini.

“Nyawa manusia lebih berharga daripada APBK (uang). Apalagi di Bulog juga ada cadangan beras pemerintah, desa-desa ambil kebijakan dilarang, sementara sembako pemda masih menunggu dulu, masih proses, apa harus menunggu data ?

Tidakkah data saudara kita yang kurang mampu telah ada di dinas ?,” pungkas Merah Sakti. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved