Update Corona di Abdya
Banyak Warga Sembunyikan Riwayat Perjalanan, Baru 553 Orang Terdata, Sebagian Besar dari Malaysia
Data terakhir mencapai 553 orang, mereka diharuskan menjalani isolasi mandiri di rumah selama 14 hari sejak tiba di kediaman.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Warga Kabupaten Abdya perantauan yang pulang kampung (Pulkam) terus meningkat selama mewabah penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Data terakhir mencapai 553 orang, mereka diharuskan menjalani isolasi mandiri di rumah selama 14 hari sejak tiba di kediaman.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Abdya, Safliati SST MKes melalui Kasi Survelan dan Imunisasi, Mansuri SKM dan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Abdya, Mawardi SH kepada Serambinews.com, Selasa (7/4/2020) menjelaskan, jumlah warga Abdya yang pulkam 553 orang berdasarkan update data terakhir, Senin sore.
Dari sembilan kecamatan, terbanyak warga perantauan yang pulkam adalah Kecamatan Susoh 159 orang.
Disusul, Kecamatan Tangan-Tangan 103 orang, Kuala Batee 79 orang, Jeumpa 62 orang, Blangpidie 57 orang, Lembah Sabil 31 orang, Manggeng 28 orang, Babahrot 20 orang dan Setia 14 orang.
Data 553 warga Abdya Abdya mudik selama mewabah penyebaran Virus Corona, mereka sebelumnya bekerja sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar negeri, rata-rata dari Malaysia.
• Pasar Tani Distanbun Aceh Tetap Buka, Terapkan SOP Covid-19, Warga Diminta Pakai Masker & Jaga Jarak
• Status PDP Masih Tetap, Meski Hasil Rapid Test Negatif Covid-19
Sedangkan dari dalam negeri adalah rata-rata mahasiswa dan pekerja terutama dari Jakarta, Bandung, Semarang dan sejumlah daerah di Indonesia, termasuk dari Medan dan Banda Aceh.
Pendataan warga perantauan yang mudik dilakukan petugas di 13 puskesmas di Abdya.
Pendataan itu dilakukan berdasarkan laporan masyarakat, keuchik gampong/kepala desa, camat dan anggota muspika, termasuk partisipasi sejumlah anggota DPRK setempat.
Laporan disampaikan ke Dinkes Abdya, kemudian menugaskan petugas medis di puskesmas-puskesmas untuk memeriksa kesehatan yang pulkam di kediaman masing-masing.
“Mereka diharuskan mengisolasi mandiri di rumah selama 14 hari di rumah atau sampai habis masa inkubasinya,” kata Kasi Survelan dan Imunisasi pada Dinkes, Mansuri SKM.
Selama menjalani isolasi di rumah, petugas medis melakukan pemantauan kesehatan terhadap bersangkutan. Jika dalam pemeriksaan ada gejala awal yang mengarah ke Covid-19, maka yang bersangkutan dimasukkan dalam daftar ODP (Orang Dalam Pemantauan).
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Abdya, Mawardi, didampingi Kasi Survelan dan Imunisasi pada Dinkes, Mansuri lebih lanjut menjelaskan, dari 553 warga perantauan yang pulkam, 4 orang masuk daftar ODP, dan daftar PDP (Pasien Dalam Pengawasan) masih tetap kosong.
Namun, dari 4 orang status ODP, 2 orang diantaranya sudah dikeluarkan dari daftar dan dua lainnya masih dalam proses pemantauan.
Dua warga yang sudah dikeluarkan dari daftar ODP masing-masing satu warga salah satu desa di Kecamatan Kuala Batee pulang dari Malaysia, dan satu lagi warga salah satu desa di Kecamatan Blangpidie pulang dari Jakarta.
Kedua warga tersebut dikeluarkan dari daftar ODP karena masa inkubasinya sudah selesai setelah menjalani isolasi diri selama 14 hari, kondisi kesehatannya membaik.
Sedangkan dua warga yang masih terdaftar dalam ODP adalah satu warga salah satu desa di Kecamatan Babahrot, pulang dari Malaysia. Satu lagi warga dari salah satu desa di Kecamatan Susoh, mudik dari Banda Aceh.
Masih banyak belum terdata
Sementara keterangan diperoleh Serambinews.com, warga perantauan yang mudik sebenarnya lebih dari data 553 orang, karena masih banyak yang belum terdata.
Warga perantauan yang sulit di data, terutama mereka yang pulang dengan jasa boat dari Malaysia kemudian mendarat di kawasan Tanjung Balai, Sumut. Lalu, mereka pulang melalui jalur darat ke Abdya.
“Mereka sepertinya tidak mau didata. Padahal, pendataan dilakukan untuk pemeriksaan kesehatan,” kata sebuah sumber.
Setiap warga dari luar daerah masuk Kabupaten Abdya, memang dilakukan pemeriskaan suhu badan di Posko Pemantauan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Abdya di Desa Kaye Aceh, Kecamatan Lembah Sabil, atau daerah perbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan.
Akan tetapi, menurut keterangan ada warga perantauan dalam pemeriksaan di lokasi posko menyembunyikan riyawat perjalanan mereka.
Padahal, riwayat perjalanan sangat perlu dijelaskan kepada petugas sehingga diketahui apakah yang bersangkutan punya riwayat perjalanan ke daerah zona merah (ditemukan positif Corona) atau tidak.(*)