Berita Lhokseumawe
Nanti Malam Supermoon, IAIN Lhokseumawe tak Gelar Pengamatan, Ini Sebabnya
Namun diakui Tgk Ismail, untuk peristiwa Supermoon kali ini, pihaknya tidak melakukan pengamatan.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nur Nihayati
Namun diakui Tgk Ismail, untuk peristiwa Supermoon kali ini, pihaknya tidak melakukan pengamatan.
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Purnama bulan Syakban 1441 Hijriah bertepatan pada Rabu (8/5/ 2020), menjadi peristiwa purnama yang sangat istimewa dalam tahun 2020.
Hal ini disebabkan posisi bulan saat purnama berada pada periode terdekat dengan bumi sepanjang tahun 2020.
Puncak purnama diperkirakan terjadi pukul 21.34 WIB atau tepatnya diprediksi pada pukul 21.34, 54 detik, dengan jarak bulan ke bumi hanya 356.910 kilometer.
Jarak bulan ke bumi saat itu menjadi jarak yang paling dekat bulan dengan bumi sepanjang tahun 2020.
Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail, menyebutkan, bila
cuaca langit cerah, piringan bulan akan terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari purnama biasanya.
• Istri, Anak & Ayahnya Positif Corona, Warga Malaysia Ini Ucap Semoga Ini Bukan Lambaian Terakhir
• Satpol PP Aceh Singkil Temukan Tuak Saat Gerebek Tempat Karaoke di Objek Wisata
• Kabar Tenaga Medis Positif Covid-19 di Aceh Utara Beredar Luas, Ini Jawaban Tim Gugus
Peristiwa bulan purnama terdekat dengan bumi yang dikenal juga dengan istilah supermoon ini bisa dinikmati sepanjang malam, saat terbit di ufuk timur sampai terbenam di pagi hari.
Memang diakuinya, selama ini, bila ada peristiwa langit, pihaknya selalu melakukan pengamatan dengan menggunakan teleskop ataupun pun alat pengamatan lainnya.
Pengamatan dilakukan untuk edukasi pada para mahasiswa. Serta selama ini bila masyarakat datang dan ingin menyaksikan, tetap diberi kesempatan.
Namun diakui Tgk Ismail, untuk peristiwa Supermoon kali ini, pihaknya tidak melakukan pengamatan.
"Secara umum alasan tidak membuat pengamatan untuk mengikuti protokuler dalam menangani Covid 19.
Karena bila kita buat pengamatan, pasti memicu terkumpul orang banyak.
Jadi baiknya kali ini kita tidak menggunakan instrumen pengamatan seperti teleskop. Kita berharap bisa menikmati keindahan supermoon kali ini di rumah masing-masing," paparnya.
Apalagi dasarnya, pengamatan Supermoon dengan menggunakan teleskop, hanya untuk bisa melihat permukaan bulan lebih besar saja.(*)