Corona Serang Dunia
Bau Busuk Menebar di RS Los Ceibos, Warga Menunggu Nasib Keluarganya
Bau busuk menebar di pintu masuk rumah sakit Los Ceibos di Guayaquil, Ekuador, saat seorang petugas kesehatan keluar dengan alat pelindung diri (APD).
SERAMBINEWS.COM, QUITO - Bau busuk menebar di pintu masuk rumah sakit Los Ceibos di Guayaquil, Ekuador, saat seorang petugas kesehatan keluar dengan alat pelindung diri (APD).
Dia membacakan daftar nama di depan kerumunan orang yang berjumlah sekitar 15 orang bermasker yang menunggu nama anggota keluarganya disebutkan.
Beberapa orang menangis setelah menemukan jasad orang yang mereka cintai yang sudah meninggal akan dikeluarkan.
Tetapi bagi Isabel Hernandez, ibu tiga anak berusia 43 tahun, penantiannya belum berakhir.
"Saya terakhir melihatnya ketika memakai masker, yang merupakan hari Jumat pekan lalu, katanya kepada AFP, Jumat (10/4).
Suaminya meninggal pada Minggu (5/4) pagi karena penyakit COVID-19.
• Kisah Tentara Pakaikan Masker untuk Wanita Difabel di Tengah Pandemik Corona Bikin Haru Warganet
Meskipun negara kecil dengan penduduk 17,5 juta jiwa, Ekuador telah menjadi negara yang paling parah terkena dampak virus di Amerika Latin, dengan hampir 5.000 kasus dan 272 kematian, bahkan Guayaquil merupakan pusat wabah di negara itu.
Hernandez harus menunggu dua hari untuk mendapatkan dokumentasi yang dibutuhkan untuk mengambil jasad suaminya.
Di antaranya, sertifikat kematian karena wabah virus corona yang dapat diunduh di internet.
Saat sedang berbicara, antrean mobil dengan peti mati berhenti di depan rumah sakit Los Ceibos.
Hernandez berharap mobil jenazah suaminya tiba saat petugas dengan daftar nama berikutnya muncul.
"Yang kuinginkan, membawa jasad suamiku pergi dari sini," katanya dengan isak tangis.
Dia takut mayat itu akan dibawa ke galian besar yang telah disediakan pemerintah, yang dianggap sebagai kuburan massal.
• Dua Bayi di Inggris Taklukkan Virus Corona yang Menyerang Dirinya
Selama berminggu-minggu, mayat-mayat dikumpulkan dari rumah-rumah setelah kamar mayat tutup akibat jam malam diberlakukan di Guayaquil.
Perlakuan orang mati telah menyebabkan warga Ekuador kehilangan kepercayaan pada pemerintah, yang telah membentuk pasukan khusus untuk mengambil mayat-mayat dari rumah, meskipun tidak ada yang tahu persis berapa banyak yang sudah diambil.
Kota pelabuhan Guayaquil, dengan 2,7 juta penduduk, adalah ibu kota Provinsi Guayas, yang telah melaporkan 68 persen dari kasus virus corona di Ekuador.
Pihak berwenang mengatakan yang terburuk belum datang dan Guayaquil sudah dibanjiri krisis, bahkan Los Ceibos, rumah sakit terbesar di kota itu terus memburuk.
Video yang menjadi viral di media sosial menunjukkan jasad yang ditutupi plastik hitam dan orang-orang dengan masker menunggu, tampaknya tidak menyadari aturan jarak sosial pemerintah.
Banyak yang tidak sabar duduk di kursi yang disediakan oleh rumah sakit; karena sudah menunggu selama beberapa hari.
• Beredar Kabar Hembusan Angin Pembawa Wabah Corona, BMKG Pastikan HOAKS
Marlene Rivadeneira, seorang wanita 53 tahun yang menganggur, berharap keajaiban untuk menyelamatkan saudara perempuannya yang berusia 60 tahun, Isabel, yang dibawa ke ruang gawat darurat pada Minggu dari sel penjara, tempat menjalani hukuman lima tahun penjara.
Dia tiba di rumah sakit Los Ceibos dengan gejala COVID-19 yang kemudian memburuk.
"Aku tidak tahu, apakah dia marah karena melihat banyak orang mati," kata Rivadeneira, yang berbicara kepada saudara perempuannya dengan ponsel sebelum kondisinya memburuk.
"Dia ada di ruang gawat darurat dan kritis. Dia bilang mereka tidak merawatnya, kecuali memberinya oksigen,” tambahnya.
Dia mengatakan sambil melihat 10 orang mati dibawa keluar.
Mulai 19 Maret 2020, rumah sakit Los Ceibos menyediakan 600 tempat tidur dan 91 unit perawatan intensif untuk pasien COVID-19.
Sistem perawatan kesehatan Guayaquil berada di bawah tekanan kuat dengan ratusan pasien menunggu dan banyak dokter serta perawat tidak bekerja karena sakit.
• UPDATE Corona Seluruh Dunia Jumat 10 April Pagi: 1,6 Juta Orang Terinfeksi, 356.440 Sembuh
Pemerintah mengatakan sedikitnya 417 petugas kesehatan telah tertular virus itu.
Di Guaya saja, 54 dokter telah meninggal sejak wabah virus, beberapa secara langsung dari pasien dan yang lainnya secara tidak langsung karena tidak menerima perawatan.
Pablo Matamoros (51) seorang pengangguran membawa ibunya ke rumah sakit pada Minggu (5/4) setelah mencoba dua tempat lain yang tidak memiliki oksigen.
Ibunya yang berusia 72 tahun dinyatakan positif virus corona di Los Ceibos, karena tingkat oksigen dalam darahnya rendah.
"Dokter memberi tahu saya ... mereka akan merawatnya," kata Matamoros.(*)
