PON 2020 Papua

Soal PON 2020 Papua Bakal Ditunda, Ini Komentar Ketua Umum KONI Aceh Muzakkir Manaf

Kita serahkan saja keputusan kepada pemerintah pusat. Kita tunggu saja apa keputusan final dari Jakarta.

Penulis: Imran Thayib | Editor: Imran Thayib
Serambinews.com/Imran Thaib
Ketua Umum KONI Aceh, H Muzakir Manaf memberikan keterangan terkait pelaksanaan Pelatda PON di Kantor KONI Aceh, Rabu (15/4/2020). 

SERAMBINEWS,COM - BANDA ACEH - Wacana supaya pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua untuk ditunda semakin menguat, menyusul pandemi virus Corona di tanah air.

Setelah anggota DPR RI di Komisi X mendesak pemerintah untuk menundanya, kini sejumlah KONI provinsi di Indonesia juga mendesak agar pesta empat tahun itu ditunda.

Di tengah ketidakpastian penyelenggaraan PON tersebut, banyak provinsi tetap menyiapkan atlet melalui Pelatda termasuk KONI Aceh.

Lalu, bagaimana sikap Aceh terhadap wacana tersebut? Ternyata, Ketua Umum KONI Aceh, H Muzakir Manaf langsung berkomentar tentang itu.

“Kita serahkan saja keputusan kepada pemerintah pusat. Kita tunggu saja apa keputusan final dari Jakarta,” ungkap Mualem–sapaan akrab Muzakir Manaf–menjawab wartawan setelah membuka Pelatda PON 2020, di Kantor KONI Aceh, Rabu (15/4/2020).

Sebaiknya, tambah Mualem, pengurus KONI harus berkonsentrasi penuh untuk menyiapkan atlet menuju PON.

Terlebih, saat ini, sebanyak 131 atlet Aceh dari 25 cabang olahraga akan memulai latihan melalui Pelatda.

“Ada tugas berat bagi kita untuk mempersiapkan atlet ke PON Papua. Karena itu, mari kita sukseskan Pelatda agar prestasi Kontingen Aceh tetap terjaga,” tegasnya.

Viral, Pria Ini Mengayuh Sepeda Sejauh 78 Km hanya untuk Bisa Makan

Berani Pulang Kampung Selama Pandemi Virus Corona, Kepala Dinas Siap-siap Kehilangan Jabatan

Gajah Liar Rusak Rumah, Kebun, Sawah, hingga Makan Dua Karung Padi Warga Dua Desa di Nagan Raya  

Mualem saat melakukan konferensi pers di Kantor KONI Aceh turut  didampingi Ketua Harian, H Kamaruddin Abu Bakar, Ketua Pelatda, Drs H Bachtiar Hasan MPd, wakil ketua HT Rayuan Sukma, Ir Faisal Saifuddin, Syafriel Anthony, Sekum KONI, M Nasir Syamaun MPA, dan bendahara umum, Kennedy Husein.

Terkait wacana PON ditunda, Ketua Harian KONI Aceh, H Kamaruddin Abu Bakar juga ikut berkomentar.

Menurut Abu Razak–sapaan akrab Kamaruddin Abu Bakar–, sebelumnya dia dihubungi langsung oleh Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman terkait wacana penundaan PON.

Dalam pembicaraan itu, Abu Razak mengungkapkan, ia mengusulkan beberapa opsi terkait pelaksanaan PON 2020 di ujung timur Indonesia tersebut.

Di mana Ketua Harian KONI Aceh meminta agar pemerintah menunda penyelenggaran PON hingga Desember 2020. Sebelumnya, jadwal PON yakni dari 20 Oktober hingga 2 November mendatang.

Kecuali itu, Abu Razak juga mengusulkan supaya PON diundur pelaksanaannya sampai Maret 2021.

Pun begitu, ia mengaku, terhadap sejumlah opsi yang ditawarkan kepada pemerintah tetap harus melalu kajian yang mendalam.

“Sama dengan pernyataan dari Ketua Umum, lebih baik kita tunggu putusan final dari pemerintah pusat soal nasib PON ke depan,” tegasnya.

Bahkan, lanjut Abu Razak, sebelum adanya ketetapan dari pemerintah pusat tentang kelanjutan PON di Papua, ia mengharapkan agar pengurus untuk tetap fokus dalam menyukseskan Pelatda.

Ternyata, tambah Kamaruddin Abu Bakar, Ketua Umum KONI Pusat tidak hanya menghubungi Aceh.

Malahan, dari keterangan yang diperoleh, Marciano Norman juga menghubungi KONI provinsi lain untuk memperoleh data, dan sikap terhadap nasib PON 2020.

Sebelumnya, Mualem secara resmi membuka Pelatda bagi 131 atlet dari 25 cabang olahraga untuk menghadapi PON 2020 di Papua.

Untuk atlet yang lolos ke PON dengan meraih medali masuk dalam kategori pertama.  Cabang ini akan menjalani masa Pelatda delapan bulan.

Di mana selama dua bulan berlatih secara desentralisasi dimulai 17 Februari hingga 18 April 2020.  Sementara enam bulan sentralisasi dimulai 19 April sampai 18 Oktober 2020 mendatang.

Sedangkan kategori kedua, jelas Ketua Umum KONI Aceh, cabang olahraga yang lolos tanpa medali.  Mereka akan berlatih selama enam bulan. Yakni satu bulan desentralisasi dimulai 20 Mai hingga 19 Juni, dan sentralisasi empat bulan yang dimulai 20 Juni hingga 18 Oktober 2020.

Ternyata 2 Wanita Terlibat Pembobolan ATM di Bireuen, 1 Lagi DPO, Yang Sudah Ditangkap Warga Medan

Corona Bikin Donald Trump Berseteru dengan Para Gubernur, Cuomo: Kami tidak Memiliki Raja

Begini Ventilator untuk 7 Pasien, Ciptaan Dokter Muslim Asal Pakistan dan Tim di Amerika Serikat

Sebagaimana diketahui, perhelatan PON di Papua dijadwalkan mulai 20 Oktober hingga 2 November 2020.

Di mana sebanyak 37 cabang olahraga akan dipertandingan di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke.

Sementara pada PON 2020 di Papua, Kontingen Tanah Rencong sukses meloloskan 131 atlet untuk bertanding di 25 cabang olahraga.

Mereka berasal dari atlet yang berhasil lolos dari Prakulifikasi PON, dan Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) X Sumatera di Bengkulu, Oktober 2019.

Ke-25 cabang olahraga yakni angkat besi/binaraga, anggar, atletik, muaythai, kempo, tarung derajat, panahan, panjat tebing, taekwondo, dan renang.

Kemudian, wushu, pencak silat, sepakbola, biliar, menembak, rugby, senam, balap motor, terjun payung, sepak takraw, layar, selam, sepatu roda, dan dayung.

Selain 25 cabor itu, sebenarnya Aceh juga berhasil meloloskan empat cabang lain ke PON Papua.  

Hanya saja, cabang olahraga tersebut belum dipastikan apakah dipertandingkan atau tidak di Papua.  Empat cabang olahraga tersebut yakni petanque, soft tenis, golf dan balap sepeda.

Padahal, dua dari cabang olahraga tersebut, merupakan penyumbang medali bagi Kontingen Aceh di PON 2020 Papua mendatang.

Hal itu sudah mereka buktikan seperti cabang petanque, soft tenis, dan softball.  Malahan, atlet ketiga cabang asal Aceh ini turut membela Kontingen Indonesia di Sea Games 2019 lalu di Filipina.

Empat cabang olahraga tersebut merupakan  10 cabang olahraga yang dicoret dari PON Papua.

Namun apakah dipertandingkan atau tidak masih dalam pembahasan KONI Pusat, dan Kemenpora. Padahal, Jawa Timur sudah bersedia menjadi tuan rumah untuk 10 cabor yang dicoret itu.

Akan tetapi, keinginan dari Jawa Timur ditolak Papua yang menyatakan tuan rumah kalau PON hanya digelar di ujung timur Indonesia.(*)

VIDEO - Pelabuhan Ulee Lheue Sepi, Kapal Lambat Tetap Berangkat

VIDEO - Kepedulian Pengusaha Aceh di Malaysia, Salurkan Ribuan Paket Sembako Untuk Masyarakat

VIDEO - RSUD dr Fauziah Bireuen Miliki Ruang IGD Pinere dan Ruang Isolasi Covid-19

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved