Alsintan Menumpuk di Aceh Besar
Ketua Komisi II DPRA Kecewa Alsintan tak Terpakai, Ini Jawaban Kepala UPTD Mekanisasi Pertanian Aceh
Komisi II DPRA berharap, bantuan alat mesin pertanian (alsintan) ini dapat disalurkan sehingga membantu petani.
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Asnawi Luwi |Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Ketua Komisi II DPRA, Irfanussur, mengatakan, mereka merasa kecewa melihat bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) yang tidak terpakai dan menumpuk di Gudang.
"Kita fungsi pengawasan. Bukan mencari kesalahan. Sistem penggangaran ini sudah lama sekali dan viral di medsos. Puluhan miliar uang dihabiskan untuk membeli traktor dan alsintan ini. Pengganggaran ini dinilai tidak efektif. Karena, alsintan ini, tidak berfungsi dan tidak disalurkan," ujar Irfanussur saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) bersama anggota Komisi II DPRA terkait menumpuk alsintan di UPTD Mekanisasi Pertanian Aceh di Indrapuri, Aceh Besar, Kamis (16/4/2020).
Dia juga mempertanyakan, berapa yang lama dan berapa yang baru alsintan tersebut. Ada sistem swakelola dan setelah selesai alat ini dipakai dan ada PAD. Nah, PAD ini dibawa kemana dan ini harus dijelaskan,"ujarnya.
Menurut dia, perlu juga diperjelas alsintan tahun 2018, berapa anggaran dialokasikan. "Dan, berapa yang disalurkan dan apa yang menjadi kendalanya," ujar Irfanussir Ketua Komisi II DPRA dari Partai PAN dihadapan Kepala UPTD Mekanisasi Pertanian Aceh dan stafnya.
Hal lain diutarakan, Anggota Komisi II DPRA, Sulaiman SE dari Partai Aceh. Kata dia, hadirnya pemerintah dari pusat sampai ke gampong dan hadirnya kita untuk kesejahteraan rakyat, salah satunya alsintan untuk mengelola lahan pertanian untuk kesejahteraan rakyat.
Kartini, anggota Komisi II DPRA dari Partai Gerinda menambahkan, pihaknya berharap alsintan ini dapat disalurkan sehingga membantu petani.
Sementara itu, Kepala UPTD Mekanisasi Pertanian Aceh, drh Adhar MP, mengatakan Corn Sheller (mesin pemipil jagung / mesin perontok jagung), Power Thresher (alat untuk merontokkan padi) ada keterlambatan penyaluran karena belanja modal untuk kabupaten/kota. Biruen dan Aceh Besar sudah disalurkan. Dan, karena ada covid-19 tidak boleh melakukan perjalanan ke luar daerah.
Balai Penyuluh Pertanian (BPP) . Menurut dia, target mereka PAD tahun 2020 mencapai Rp 2 miliar. Brigade di Aceh Besar 500 hektare dan Aceh Utara 500 hektare, Pidie Jaya 300 hektar, dan Abdya 300 hektare.
Target 20 hari bisa selesai 500 hektare. Makanya, perlu ada penambahan alsintan sehingga PAD ini juga bisa tercapai.
Menurut dia, untuk combine jumlah terbatas sehingga mereka sulit melayani masyarakat.
Hal lain diutarakan, Kabid Tanaman Pangan, Safrizal. Kata dia alsintan pasca panen. Itu diadakan APBA-P oktober 2019 nilainya Rp 4 miliar.
Untuk Power Thresher 143 unit, conseller 78 unit. Penyaluran sistemnya belanja modal bukan belanja hibah, maka tidak disalurkan langsung ke petani. Tapi melalui kerjasama operasional (KSO) dengan BPP.(*)
• VIRAL - Bocah 9 Tahun Setor Uang Celengan ke Polsek, Untuk Beli APD Tim Medis Tangani Pasien Corona
• Kekejaman Pemimpin Korut Kim Jong Un, Tembak Mati Pasien Corona Hingga Eksekusi Menteri Ketiduran
• Seekor Anjing Kena Perangkap, Kakinya Patah dan Membusuk, Warga Minta Pemburu Hewan Dihukum Berat
• Kondisi Rumah Sakit di Amerika Serikat di Tengah Wabah Corona, Mayat-Mayat Ditumpuk Tidak Beraturan