Update Corona di Indonesia

Rupiah Loyo Seharian, Pasar Respon Negatif Atas Pernyataan Menkeu Sri Mulyani  

pelemahan rupiah ini terjadi usai pasar merespon negatif perkataan Menteri Keuangan Sri Mulyani

Editor: Muhammad Hadi
THINKSTOCKS/Kompas.com
Ilustrasi rupiah dan dollar AS 

SERAMBINEWS.COM - Nilai tukar rupiah sepertinya belum menunjukkan tanda-tanda membaik.

Faktor internal dan eksternal masih membuat rupiah loyo seharian pada hari ini.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot ditutup melamah.

Mengutip data Bloomberg Kamis (16/4/2020) rupiah ditutup pada level Rp 15.640 per dollar AS atau melemah 65 poin (0,42 persen) dibandingkan penutupan Rabu pada level Rp 15.575 per dollar AS.

VIDEO - Teuku Riefky, Putra Asal Aceh Ditunjuk AHY Jabat Sekjen Partai Demokrat Periode 2020-2025

Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah ini terjadi usai pasar merespon negatif perkataan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Sebelumnya Menkeu mengungkapkan ekspektasinya mengenai kondisi ekonomi Indonesia yang memburuk sebagai dampak pandemi virus corona.

“Pasar sedikit kecewa terhadap pernyataan Menkeu Sri Mulyani tentang buruknya ekonomi Indonesia, di mana pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh negatif,” ungkap Ibrahim.

Kasus Penemuan Mayat Pria dan Wanita Telanjang di Solo, Ternyata Korban Pembunuhan, Ini Motifnya

Hal ini dinilai Ibrahim bertentangan dengan Bank Indonesia yang begitu optimis dengan fundamental ekonomi dalam negeri yang cukup tangguh.

Bahkan berulang-ulang memberikan informasi yang positif terhadap pasar.

“Seyogyanya Pemerintah dan Bank Indonseia harus mempersiapkan diri dengan berbagai skenario.

Yang terpenting tidak boleh pesimistis terhadap kelangsungan pertumbuhan perekonomian dalam negeri dan tetap ikhtiar, berusaha dan bekerja keras dalam upaya pemulihan ekonomi,” jelas Ibrahim.

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah: Kita tak Kurang APD, tapi Siaga Stok Kalau Terjadi Ledakan Kasus

Dari sisi eksternal, pasar kembali khawatir dengan anjloknya data penjualan ritel di AS yang mencapai minus 8,7 persen pada Maret 2020.

Kondisi ini merupakan yang terendah dalam sejarah Negeri Paman Sam sejak 1992.

Selain itu, indeks aktivitas manufaktur di kawasan New York juga terjun bebas hingga minus 78,2 persen.

Penurunan data ekonomi juga tercermin dari laporan bank sentral AS, The Federal Reserve yang menyatakan tingkat pengangguran akan naik akibat pandemi corona.

Curhat Sopir Ambulans Pengantar Jenazah Pasien Covid-19, Menangis karena Geram terhadap Masyarakat

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved