Berita Abdya
Takut Dicek Suhu Tubuh, Perantauan dari Malaysia Rela Bayar Pengendara Motor untuk Kelabui Petugas
Ada-ada saja ulah warga perantauan yang pulang dari zona merah pandemi corona virus. Mereka rela main kucing-kucingan agar lolos dari pemeriksaan...
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Saifullah
Namun setelah ditanya lebih jauh, baru sopir mengaku kalau mobil rental tersebut disewa khusus warga yang baru pulang Malaysia melalui Tanjung Balai, Sumut.
“Warga perantau itu mendarat dengan boat di Tanjung Balai, Medan setelah berlayar dari sejumlah titik di Malaysia. Kemudian mereka pulang ke Abdya melalui darat,” paparnya.
Ironisnya, warga Abdya perantauan Malaysia itu juga meminta sopir rental untuk berbohong dalam pemeriksaan di perjalanan dengan menyembunyikan riwayat perjalanan mereka.
“Habis bagimana Pak, kami mencari uang,” ungkap seorang sopir mobil rental ketika diperiksa petugas Posko Pantau Covid-19 Lembah Sabil, Minggu pagi.
Para sopir mobil rental itu juga mengaku bahwa sebagian besar penumpang turun di Labuhan Haji, Aceh Selatan. Pemudik dari Malaysia ini sengaja transit di Labuhan Haji untuk ganti kendaraan dengan naik sepeda motor (sepmor).
Mereka sukses melewati lokasi pemeriksaan di Posko Pantau Covid-19 Lembah Sabil karena dianggap petugas hanya warga yang biasa lalu lalang.
• Gempa Bumi Magnitodu 5,5 Guncang Kepulauan Talaud Sulawesi Utara, Gempa Kedua Hari Ini
• Tiga Mahasiswa Malaysia yang Baru Tiba dari Aceh Positif Corona
• Warga Temukan Mayat Seorang Lelaki di Sungai Palok, Diduga Terjatuh dan Hanyut Dibawa Arus
“Informasi kita peroleh, pengendara sepmor mengambil ongkos Rp 100 ribu per penumpang untuk diantar sampai melewati Posko Pemantauan Covid-19 Lembah Sabil. Sampai di Manggeng, warga yang baru pulang dari Malaysia itu kembali bergabung naik mobil rental yang disewa sejak perjalanan dari Tanjung Balai,” ungkap Amiruddin.
Ia menyebutkan, dari 7 unit mobil rental itu, ada sekitar 35 penumpang yang pulang dari Malaysia. Tapi, yang dapat bisa diperiksa suhu tubuh dan dicatat riwayat perjalanannya hanya sekitar 12 orang saja.
“Sekitar 23 penumpang lainnya lolos dari pemeriksaan setelah berhasil mengelabui petugas dengan cara turun di Labuhan Haji, kemudian naik sepmor sampai melewati posko pemantauan Covid-19,” urainya.
“Mereka yang lolos dari pemeriksaan Minggu pagi itu, diketahui berasal dari beberapa desa Kecamatan Babahrot, Kuala Batee, dan Blangpidie,” imbuh dia.
Atas peristiwa ini, Amiruddin segera melapor kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Abdya guna menyurati Dinas Perhubungan setempat.
“Isi surat agar Kadis Perhubungan segera berkoordinasi dengan petugas loket angkutan umum supaya para sopir tidak menyembunyikan atau berbohong riwayat perjalanan penumpangnya,” tandasnya.
Amiruddin juga mengharapkan, relawan Siaga Covid-19 di desa-desa agar melakukan pendataan warga yang baru mudik, baik dari dalam maupun luar negeri. “Pendataan sangat penting untuk proses pemantauan kesehatan oleh petugas puskesmas,” pungkasnya.
• Jalanan Sepi Akibat Lockdown, Segerombolan Sapi Berkeliaran di Bank
• 5 Remaja Perkosa Siswi SMA di Lapangan Bola, Berawal Kenalan di Facebook Hingga Ajak Kencan
• Ditawari Posisi Manajer dari Sriwijaya FC, Ini Jawaban Mantan Sekjen PSSI Ratu Tisha
Dekati 1.000 Orang
Sementara itu, berdasarkan update data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Abdya, Minggu (19/4/2020), warga perantauan yang pulang kampung (pulkam) terus membengkak mencapai 962 orang.
Dari jumlah tersebut, 796 orang di antaranya selesai menjalani isolasi mandiri di rumah selama 14 hari, dihitung sejak tiba di kampung halaman. Sedangkan 193 orang masih menjalani karantina di rumah masing-masing.