Corona Serang Dunia
Kota Wuhan Semarak Lagi, Ini Aktivitas Warga
Kota Wuhan, Ibu Kota Provinsi Huibei, Cina, tempat pandemi virus Corona, COVID-19 muncul pertama kali, kembali semarak
SERAMBINEWS.COM, WUHAN – Kota Wuhan, Ibu Kota Provinsi Huibei, Cina, tempat pandemi virus Corona, COVID-19 muncul pertama kali, kembali semarak.
Warga kembali beraktivitas, walau dalam kondisi terbatas.
Seperti seorang pengantin wanita dengan gaun putih panjang berpose di Danau Timur Wuhan dengan pengantin prianya, wajahnya tertutup masker, saat seorang fotografer mengambil foto pre-wedding.
Di taman terdekat pusat kota, seorang kakek mengayunkan cucunya yang kecil di tempat tidur gantung di antara pepohonan, sementara keluarga dengan tenda dan tikar piknik memanfaatkan hari Minggu (19/4/2020) sore yang cerah.
Tanda-tanda kehidupan yang tak terbayangkan seusai karantina total telah muncul dalam beberapa hari terakhir ini, ketika warga Wuhan kembali bekerja dan bermain setelah karantina 76 hari dicabut pada 8 April 2020.
Puluhan warga menyaksikan seorang pria yang bernyanyi dan menari dekat jembatan di tepi sungai Yangtze, saat para perenang terjun ke air di tempat lain di sepanjang tepi sungai.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan ruang publik di seluruh dunia yang masih terdiam di bawah bayang-bayang pandemi.
Mal-mal dan toko-toko di Wuhan dibuka kembali pada akhir Maret 2020, pada awalnya mengharuskan pengunjung mendapat pemeriksaan suhu yang ketat., seperti dilansir AFP, Selasa (21/4/2020).
Pada Sabtu (18/4/2020), sejumlah toko kecil mengizinkan pelanggan masuk tanpa cek, termasuk butik di pusat perbelanjaan luar ruangan Hanjie.
Bahkan kemacetan lalu lintas kembali terjadi, dengan mobil merangkak dalam perjalanan ke stasiun kereta Wuhan dan terowongan bawah tanah Yangtze selama jam sibuk minggu lalu.
Siswa SMA di kota itu dan Provinsi Hubei akan kembali ke sekolah mulai 6 Mei 2020, kata para pejabat Senin (20/4/2020), sementara banyak pekerja telah lebih dulu ke kantor.
"Mungkin perlu waktu, tetapi segalanya mulai bergerak ke arah yang baik," kat Bai Xue, seorang warga Wuhan berusia 24 tahun, mengatakan kepada AFP.
- Masa Depan Belum Pasti
Infeksi baru di kota telah berkurang ketika kota pulih, tetapi ketakutan terhadap pembawa asimptomatik dan kasus yang diimpor dari luar negeri telah memaksa pejabat Wuhan tetap melakukan penjagaan secara ketat.
Komuter didesak untuk memindai kode QR di kereta bawah tanah saat warga akan mengambil kembali mobil yang diparkir,dan barisan orang yang duduk di kursi plastik berjarak aman, terpisah dari tepi bank seberang kota.
Komunitas perumahan terus memantau orang yang masuk dan meninggalkan kompleks, sementara barikade tetap banyak di jalan kota metropolitan yang berpenduduk 11 juta jiwa itu..
Wuhan memiliki alasan untuk merasa takut, setelah muncul di pasar hewan hidup akhir tahun lalu, virus menyebar seperti kobaran api di seluruh kota, menginfeksi lebih dari 50.000 orang dan menewaskan lebih dari 3.800 orang.
Tetapi jumlah korban direvisi lebih banyak lagi minggu lalu setelah pihak berwenang mengakui kesalahan dalam menghitung jumlah korban .
Kota industri juga menghadapi ketidakpastian ekonomi, dengan bisnis mulai dari penjual pasar grosir hingga kafe kecil mengatakan kepada AFP kerugian yang terjadi selama karantina telah membuat harga sewa tidak terjangkau dan berlanjutnya pembatasan pergerakan di dalam kota juga menghambat penjualan.

"Kami memiliki sangat, sangat sedikit pelanggan," kata Han, pemilik kedai minuman berusia 27 tahun di pusat Wuhan.
"Semua orang khawatir tentang orang yang terinfeksi tanpa gejala," katanya.
"Bisnis tidak sebaik sebelumnya,” tambahnya.
Pihak berwenang berusaha untuk meningkatkan pengeluaran, memberi bantuan hampir 71 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,1 triliun "kupon konsumsi", sehingga mendapat diskon saat warga berbelanja di supermarket, mal, restoran dan bar seluruh kota.
Tetapi banyak restoran belum dibuka kembali, dan mereka yang beroperasi hanya diizinkan untuk menawarkan tempat duduk atau di luar ruangan, membuat perayaan pasca-karantina mustahil dilaksanakan.
- 'Tetap Hidup

Setelah gelap, Wuhan tetap menjadi bayangan dari sebelumnya.
Sebagian besar klub malam dan bar masih dilarang beroperasi, dengan pihak berwenang pada Minggu (19/4/2020) memperingatkan terhadap pembukaan kembali tempat hiburan.
Restoran bertema Amerika di tepi sungai Yangtze adalah satu-satunya tempat usaha yang buka pada Jumat (17/4/2020) malam , tetapi sama sekali tidak ada pengunjung..
Di daerah dekat Universitas Wuhan, jalan-jalan kosong pada Sabtu (18/4/2020), karena restoran pinggir jalan yang populer di kalangan mahasiswa tetap ditutup.
Pasar Malam Huquan juga berbaring diam di belakang barikade plastik.
Penduduk Wuhan mengatakan kepada AFP bahwa mereka khawatir untuk merayakan pencabutan karantina karena masih terlalu cepat.
"Hidup saya tidak baik," kata Li Xiongjie, seorang warga lokal berusia 30 tahun yang mengatakan epidemi itu membuatnya menjadi pengangguran.
"Hanya bertahan hidup adalah kemenangan, tetap hidup adalah hal yang paling penting,” ujarnya.(*)