Mengenal H Amran Zamzami, Eks Komando Resimen Istimewa Medan Area, Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Sosok dimaksud adalah H. Amran Zamzami, eks pejuang Komando Resimen Istimewa Medan Area.

Editor: Zaenal
DOK. KELUARGA
H, Amran Zamzami, eks pejuang Komando Resimen Istimewa Medan Area yang diusulkan untuk menjadi Pahlawan Nasional Republik Indonesia. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Satu lagi nama pejuang asal Aceh mencuat untuk diusulkan sebagai calon Pahlawan Nasional

Sosok dimaksud adalah H. Amran Zamzami, eks pejuang Komando Resimen Istimewa Medan Area.

Tim kecil yang terdiri dari keluarga, akademisi, sejarawan, wartawan senior, purnawirawan TNI, tokoh masyarakat, hingga perwakilan pemerintah kini tengah melengkapi berkas dan persyaratan pengajuan.

Koordinator pengusulan, Muhammad Hafidh, menyebut proses ini membutuhkan waktu dan kolaborasi lintas pihak. 

“Kami sudah memulai langkah ke arah sana,” kata Hafidh dalam siaran pers kepada Serambinews.com, Sabtu (15/11/2025).

Ia menyebut, tim kecil yang mengusulkan Amran Zamzami sebagai Pahlawan Nasional terdiri atas ahli waris keluarga yakni, Afnidar Zamzami dan Lina Amran (anak), akademisi (3 rektor negeri ternama di Aceh), para guru besar, politikus, sejarawan, wartawan senior, teknokrat, purnawirawan TNI, perwakilan pemerintah, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, keluarga besar, dan lain-lain.

Jejak Perjuangan Sejak Remaja

Amran Zamzami, lahir di Meukek, Aceh Selatan, 10 Januari 1929, sejak usia belia telah terjun membela Tanah Air. 

Ia pernah menjadi anggota Kei Gun (1943), Barisan Sukarela/Gyu Gun (1944–1945), serta turut mendirikan BKR–TKR–TRI Divisi Gajah I Aceh

Pada masa revolusi, ia dipercaya memimpin Resimen Istimewa Medan Area (1945–1947) dan bergabung dengan Tentara Pelajar Resimen II Aceh (1947–1949).

Wartawan senior Bambang Wiwoho menuturkan, Amran pernah ditembak serdadu Jepang saat berusia 14 tahun karena menolak perintah mengebom ikan di sungai kampungnya. 

“Pak Amran tidak punya bintang di pundak, tapi ada tanda bintang di perutnya, bekas luka tembak itu,” kenang Bambang, seperti dikutip Muhammad Hafidh.

Baca juga: Soeharto Resmi Jadi Pahlawan Nasional, TRK Ucap Terima Kasih ke Prabowo

Kiprah di Pendidikan, Olahraga, dan Bisnis

Selepas perjuangan bersenjata, Amran menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1954–1955), lalu melanjutkan studi ke University of New South Wales, Sydney (1956–1961). 

Ia juga mengikuti pelatihan manajerial di Imperial Chemical Industry, Australia.

Di bidang olahraga, Amran dikenal sebagai pecinta bridge. 

Ia sering menjuarai turnamen, hingga akhirnya dipercaya sebagai Ketua Harian PB Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (1979). 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved