Berita Bener Meriah
Mengaku Kecewa, Pengepul Jemur Kopi Gelondongan di Halaman Kantor Bupati Bener Meriah
Anjloknya harga beli kopi, sejumlah pengepul dan petani kopi mengaku kecewa dan menjemur kopi gelondongan di halaman Kantor Bupati Bener Meriah....
Penulis: Budi Fatria | Editor: Jalimin
Laporan Budi Fatria | Bener Meriah
SERAMBINEWS.COM, REDELONG – Anjloknya harga beli kopi, sejumlah pengepul dan petani kopi mengaku kecewa dan menjemur kopi gelondongan di halaman Kantor Bupati Bener Meriah, Selasa (21/4/2020).
Aksi tersebut dilakukan usai melakukan pertemuan dengan pihak pemerintah daerah yang diwakili oleh Kadis Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bener Meriah serta perwakilan dari Dinas Pertanian setempat yang berlangsung di Oproom Setdakab Bener Meriah.
Salah seorang pengepul, Gayadi mengatakan, pihaknya melakukan penjemuran kopi gelondong tersebut sebagai bentuk protes terhadap pemerintah terkait anjloknya harga kopi.
“Aksi jemur kopi ini karena kami kecewa dan tidak berhasil meyakinkan pengepul dan petani tentang resi gudang sebagai solusi untuk menstabilkan harga kopi,” ujar Gayadi.
Menurutnya, pemerintah hanya berbicara tentang resi gudang dan regulasi saja namun harga kopi terus anjlok.
“Selain itu masa panen kopi petani juga hampir habis, saat ini masyarakat sudah sangat menjerit dengan murahnya nilai beli kopi Gayo,” ungkapnya.
• Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un Diisukan Kritis, Media Korut Laporkan Kehidupan di Pyongyang
• Tuha Peut dan Tuha Lapan DPW PA Aceh Tengah Keberatan Atas Pemberhentian Ismuddin
• Empat Terpidana Terlibat Kasus Zina dan Pelecehan Seksual Terhadap Anak di Aceh Utara Dicambuk
Sementara itu, Kadis Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bener Meriah, Miharbi Metro SSos yang dikonfirmasi Serambinews.com mengatakan, pertemuan dengan pengempul dan petani kopi tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya.
Disebutkanya, sejumlah pengepul kopi tersebut meminta ada pinjaman uang langsung dari pemerintah dan bank serta menaikan harga kopi Rp 10.000 per bambu.
“Hal ini tidak bisa kita lakukan karena terkait dengan anggaran dan meski dikaitkan dengan bank, namun mereka juga memiliki syarat seperti halnya resi gudang namun saat ini untuk resi gudang juga masih menuggu sertifikat dari BAPEBTI Pusat,” ujar Miharbi.
Disebutkanya, sejumlah pengepul kopi yang hadir mendesak untuk segera menyelamatkan kopi karena masa panen yang diperkirakan sudah mau habis.
“Pihak bank tidak mungkin memberikan uang atau modal tanpa syarat untuk pembelian kopi,” ungkapnya.
Namun demikian, mereka tetap memaksa agar pemerintah dan pihak Bank memberikan bantuan modal, kita tidak bisa memetuskan dan mereka juga emosi akibat pihak Bank Aceh Syariah juga tidak hadir saat itu.
“Kalo pihak Bank Aceh Syariah hadir saat itu tentu juga tidak bisa memberikan bantuan modal tanpa adanya syarat,” jelasnya.
• Bantuan Logistik dan Petugas dari Provinsi Mulai Mengalir ke Aceh Tamiang, Penanganan Covid-19