Pemimpin Korut Kritis

Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un Dikabarkan Kritis Usai Jalani Operasi

Media AS mengutip para pejabat yang mengatakan pemimpin Korea Utara berada dalam "bahaya besar" setelah menjalani prosedur operasi.

Editor: Ansari Hasyim
Getty Images
Pendukung Korea Utara menyaksikan pidato Kim Jong-un di televisi. 

SERAMBINEWS.COM – Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un dikabarkan dalam kondisi kritis setelah menjalani operasi jantung awal bulan April 2020.

AS sedang mencari rincian tentang kesehatan Kim Jong-un setelah menerima informasi bahwa pemimpin Korea Utara itu dalam kondisi kritis.

Pemerintahan Trump tidak yakin apakah Kim Jong-un mati atau hidup, kata pejabat yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Melansir dari The Guardian, Selasa (21/4/2020) Kim Jong-un menjalani operasi jantung awal bulan ini dan sedang memulihkan diri di vila pribadinya, menurut sebuah laporan Korea Selatan.

Media AS mengutip para pejabat yang mengatakan pemimpin Korea Utara berada dalam "bahaya besar" setelah menjalani prosedur operasi.

Fakir Miskin Dapat Bantuan Rp 150 Ribu/KK, Ini Pesan Wakil Wali Kota Langsa

Bupati Sarkawi Letakkan Batu Pertama Pembangunan Ruang Isolasi Penyakit Menular di Bener Meriah

Pejabat Aceh Besar Rapat Sambil Berjemur    

Kim Jong-un menjalani prosedur operasi di sebuah rumah sakit di daerah Hyangsan di pantai timur negara itu pada 12 April 2020, menurut laporan Daily NK.

Pria 36 tahun itu terus menerima perawatan di sebuah vila di resort Gunung Kumgang.

Laporan itu mengutip sumber tanpa nama, dan belum ada komentar resmi dari media pemerintah Korea Utara.

Kementerian unifikasi Korea Selatan, yang menangani masalah lintas perbatasan, telah menolak mengomentari laporan tersebut.

CNN mengutip seorang pejabat AS dengan pengetahuan langsung tentang masalah ini, mengatakan Washington memantau intelijen bahwa Kim Jong-un berada dalam "bahaya besar" setelah operasi.

Kesehatan Kim Jong-un telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir karena merokok berat, obesitas dan terlalu banyak bekerja, kata laporan Daily NK.

"Pemahaman saya adalah bahwa dia telah berjuang (dengan mengidap kardiovaskular) sejak Agustus lalu tetapi memburuk setelah kunjungan berulang ke Gunung Paektu," kata sebuah sumber yang dikutip.

Kim Jong-un dilaporkan dirawat di rumah sakit setelah memimpin rapat pertemuan partai pada 11 April 2020 dan sejak itu ia tidak terlihat di depan umum.

Dia absen ketika Pyongyang menembakkan beberapa rudal jarak pendek minggu lalu.

Dia juga tidak menghadiri peringatan mendiang Kim Il-sung sebagai hari libur nasional yang dikenal sebagai Hari Matahari, pada 15 April 2020.

Ini bukan pertama kalinya Kim Jong-un tidak tampil di depan umum, telah memicu spekulasi tentang kesehatannya.

Pada tahun 2014, media pemerintah mengambil langkah langka untuk mengakui bahwa ia menderita "kondisi fisik yang tidak nyaman", setelah tayangan TV menunjukkan kepadanya dengan pincang yang jelas dan ia gagal menghadiri sesi parlemen yang penting.

Tetapi laporan itu tidak membahas rumor bahwa ia menderita serangan asam urat yang melemahkan.

Beberapa pengamat berspekulasi bahwa Kim Jong-un telah membatasi penampilannya di depan umum bulan ini sebagai tindakan pencegahan terhadap pandemi virus corona.

Korea Utara terus bersikeras bahwa mereka belum menemukan satu pun kasus Covid-19, tetapi para ahli dan pembelot telah menentang klaim tersebut.

Korea Utara telah mengkarantina puluhan ribu dan menunda tahun ajaran sekolah sebagai langkah pencegahan, dan menutup perbatasannya dengan China pada Januari 2020.

Tetapi kelompok-kelompok aktivis di Seoul mengatakan mereka telah diberitahu bahwa orang-orang di Korea Utara telah meninggal karena virus corona, meskipun klaim itu tidak dapat diverifikasi secara jelas. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved