Update Corona di Aceh Tenggara
Covid-19 di Aceh Tenggara, Masyarakat tak Patuhi Jaga Jarak Fisik, Ini Penjelasan dr Bukhari SpOG
Masyarakat Aceh Tenggara, dinilai tak peduli alias enggan mematuhi protokol kesehatan pemerintah guna menjaga jarak fisik (physical distancing)...
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Jalimin
Laporan Asnawi Luwi |Aceh Tenggara
SERAMBINEWS.COM, KUTACANE - Masyarakat Aceh Tenggara, dinilai tak peduli alias enggan mematuhi protokol kesehatan pemerintah guna menjaga jarak fisik (physical distancing) dan social distancing (jarak sosial) guna mencegah penyebaran virus corona (covid-19) di bumi sepakat segenap itu.
"Kita terus bekerja, bila ada laporan terus menjemput para pendatang yang datang dari luar daerah dan kita rawat serta diperiksa di RSUD Suhudin Kutacane. Ironisnya, masyarakat tidak disiplin atas anjuran physical distancing dan social distancing khususnya di hari meugang ramadan 1441 hijriah," ujar anggota Satgas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh Tenggara yang juga Direktur RSUD Sahudin Kutacane, dr Bukhari SpOG, kepada Serambinews.com, Kamis (23/4/2020).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), katanya, mulai menggunakan frasa physical distancing atau jarak fisik daripada social distancing atau jarak sosial sebagai cara untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19 dari orang ke orang.
Kata dia, masyarakat antrean di sebuah jembatan Mbarung dan berdesakan hanya untuk mandi-mandi meuagang dan terjebak macet di Jembatan Mbarung.
"Ini rawan penyebaran virus corona. Apalah artinya dana pencegahan yang sudah dianggarkan tiap desa dan dana gugus covid 19 Kabupaten. Bukankah dana tersebut menjadi percuma saja pada akhirnya," tanya Bukhari dengan kesal dan kekesalan itu juga dia tuliskan melalui akun facebooknya Bukhari Pinim.
Pihaknya mengimbau masyarakat patuh dan taat terhadap imbauan yang sudah dikeluarkan pemerintah, agar Aceh Tenggara tetap steril dari kematian akibat Covid-19.
Menurut dia, jarak fisik sangat penting dalam membantu mencegah penyebaran virus corona. Jadi, kalau terus melanggar protokol kesehatan yang dianjurkan perintah, itu akan memiliki efek yang sangat besar terhadap upaya pencegahan virus corona di pedesaan di Aceh Tenggara.(*)
• Misteri Li Zehua, Setelah 2 Bulan Hilang dan Dikejar Polisi, Jurnalis Wuhan Ini Muncul Lagi
• VIDEO - Larangan Pemerintah Diabaikan, Masyarakat Sesaki Lokasi Penjualan Daging Meugang
• Ini Menu Pertama Berbuka Puasa dan Sahur yang Baik untuk Kesehatan