Ramadhan 1441 Hijriah
Hukum Melanjutkan Makan Sahur Padahal Sudah Mendengar Azan di Radio atau TV, Ini Penjelasannya
Waktu sahur akan berakhir ketika azan subuh telah dikumandangkan oleh muazin.
Waktu sahur akan berakhir ketika azan subuh telah dikumandangkan oleh muazin.
SERAMBINEWS.COM – Sahur adalah kegiatan makan pada dini hari (disunahkan menjelang fajar sebelum subuh) bagi orang-orang yang akan menjalankan ibadah puasa.
Dinamakan sahur karena makan dia khir malam (sebelum terbit fajar).
Waktu sahur akan berakhir ketika azan subuh telah dikumandangkan oleh muazin.
Namun, muncul beberapa pertanyaan mengenai waktu sahur.
Seperti, bagaimana hukumnya ketika kita sedang makan sahur kemudian azan berkumandang di salah satu stasiun tv atau radio.
Namun azan di mesjid terdekat kita belum dikumandangkan oleh muazin?
• Iran Berhasil Luncurkan Satelit Militer Pertama, Amerika Serikat Tuduh Iran Langgar Resolusi PBB
• Video Live Facebook Tarawih Malam Pertama Ramadhan 1441 H di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
• Viral, Curhatan Seorang Guru Saat Ditanya PR, Begini Jawaban Muridnya
Ustaz Mulyadi Nurdin yang dihubungi Serambinews.com pada Kamis (23/4/2020) menjawab bahwa batas waktu sahur itu adalah azan.
“Ketika azan Subuh berkumandang, itu menandakan waktu mulai puasa, tidak boleh makan, minum dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa,” ujarnya.
Hal ini berdasarkan Firman Allah SWT dalam QS Al-Baqarah: 187.
"Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam,"
Ia melanjutkan jika azan Subuh dikumandangkan di area domisili kita, artinya kita harus berhenti makan, minum, dan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
"Jika tv atau radio berada satu daerah domisili dengan kita, jika azan subuh sesuai jadwal, maka boleh dijadikan pedoman, meskipun di meunasah atau mesjid belum azan Subuh,” jelasnya.
Namun, ia menjelaskan jika azan di tv atau radio yang domisilinya bukan di wilayah Anda.
Misalnya Anda berdomisili di Banda Aceh, sedangkan stasiun tv atau radio di Jakarta, maka suara azan itu tidak berlaku untuk area kita.
Ustaz Mulyadi Nurdin mengatakan bahwa Anda harus menunggu masuk waktu Subuh untuk wilayah domisili Anda sendiri.
Kemudian, bagaimana puasanya ketika makan di waktu azan tv atau radio di daerah Anda berdomisili telah dikumandangkan?
Apakah kita harus mengqadha puasa?
Ustadz Mulyadi Nurdin kembali menegaskan bahwa orang tersebut harus segera menyudahi makannya.
“Jika azan sudah dikumandangkan sesuai jadwal di area domisili masing-masing, baik melalui tv/radio/mushalla/meunasah/ mesjid, kita harus langsung meninggalkan makanan dan minuman kita,” terangnya.
Ustadz Mulyadi Nurdin menambahkan apabila masih meninggalkan makan di dalam mulut ketika terdengar azan masih dibolehkan menelan sampai habis.
Tetapi tidak boleh menambah dengan suapan lainnya.
“Jika tetap melanjutkan makan dan minum saat azan berkumandang, maka puasanya batal, dan dia wajib mengqadha puasa tersebut di luar bulan Ramadhan,” pungkasnya.
Keutamaan Sahur
Telah ada banyak hadits terkait keutamaan sahur. Seperti sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam,
“Sahurlah, sesungguhnya dalam sahur itu ada keberkahan.” HR. Bukhari dan Muslim.
Kemudian, Sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya Allah azza wajalla dan para Malaikat mendoakan kepada orang yang sahur.” HR. Ahmad, yang dinyatakan shoheh peneliti Musnad dan dinyatakan hasan oleh Albani.
Maksud sahur dalam hadits-hadits ini adalah makan sahur yang dimakan oleh khusus orang yang puasa.
Karena makanan di waktu sahur itu menguatkan orang puasa dalam beribadah puasanya serta memudahkannya.
Para ulama bersepakat (ijma’) bahwa sahur itu dianjurkan bagi orang puasa dan sahur itu ada berkahnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)