Berita Aceh Tamiang
Mendapati Rumah Mualaf tidak Memiliki Toilet, Begini Reaksi Koptu Ismail yang Sangat Mengejutkan
Kehidupan keluarga M Usman di Kampung Simpat Empat, Karangbaru, Aceh Tamiang cukup memprihatinkan. Kondisi fisik yang melemah akibat penyakit yang...
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Jalimin
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Kehidupan keluarga M Usman di Kampung Simpat Empat, Karangbaru, Aceh Tamiang cukup memprihatinkan. Kondisi fisik yang melemah akibat penyakit yang diderita memaksa keluarga ini hidup di bawah garis kemiskinan.
Usman yang baru dua minggu memeluk Islam memang tidak lagi bugar. Dia butuh bantuan anak perempuannya, Nisa (22) untuk berjalan. Pria yang terlahir bernama Ahong ini juga mulai sulit berkomunikasi.
Kondisi istrinya juga tak kalah memprihatinkan. Sejak setahun terakhir, wanita ini hanya bisa terbaring di kasur akibat penyakit stroke. Praktis, dia juga bergantung dengan Nisa untuk bertahan hidup.
Nisa sendiri bukan tanpa masalah. Dia baru saja diceraikan suaminya karena persoalah perbedaan agama. Nisa bersama ibunya sudah lebih dulu memeluk Islam, sekira setahun lalu. Saat ini dia menjadi tulang punggung bagi ayah dan ibunya dengan menjadi buruh setrika di rumah tetangga.
Keluarga keturunan Tiongho ini hidup di sebuah rumah kontrakan yang sangat sederhana. Mirisnya, rumah tersebut belum dilengkapi toilet, sehingga sehari-harinya mereka harus menumpang di rumah tetangga yang jaraknya terbilang jauh.
“Saya sudah ke rumah mereka langsung, kondisinya memang memprihatinkan. Ternyata untuk toilet saja, mereka masih menumpang,” kata Babinsa Koramil Karangbaru Koptu Ismail, Jumat (24/4/2020).
• Hormati Muslim, Aurelie Moeremans Lantunkan Salawat untuk Bangunkan Sahur
• Dir Samapta Polda Aceh Lakukan Pembaretan 60 Personel Baru
• Intip Kegiatan Raisatul, Putri Kebudayaan Indonesia Kategori Intelegensia asal Aceh Saat Covid-19
Ismail mengatakan dirinya bertanggung jawab membantu keluarga Usman karena posisi rumah keluarga mualaf itu bagian dari wilayah tugasnya sebagai Babinsa. “Saya berpikiran harus bisa membantu membuatkan mereka toilet,” kata Ismail.
Langkah pertama yang dilakukan Ismail ialah menginformasikan kondisi keluarga Usman untuk menggalang dana pembangunan toilet. Ismail menegaskan akan turun tangan langsung membuat toilet ini pada Sabtu (24/4/2020).
Menurutnya, dibutuhkan biaya sekira Rp 2 juta untuk menyelesaikan proses pengerjaan toilet di dalam rumah. Sejauh ini sudah terkumpul donasi Rp 1 juta.
“Uang itu untuk beli closet duduk dan upah penggali tanah. Selebihnya saya yang mengerjakan,” kata Ismail.
Ismail mengatakan pembangunan toilet ini tetap dikerjakan pada Sabtu (25/4/2020), walau dana yang terkumpul belum mencukupi. “Saya ada waktu longgar di hari sabtu dan minggu. Makanya mau tidak mau, besok harus dikerjakan. Kekurangan dananya saya utang dulu sama toko bangunan,” bebernya.
Di Aceh Tamiang, Koptu Ismail memang cukup dikenal sering membantu membangunkan toilet di rumah masyarakat miskin. Sepanjang pengabdiannya dia mengaku sudah membuatkan 40 toilet.
Sedikit dikisahkannya, misi kemanusiaan ini berawal saat dia dilibatkan dalam program TMMD membangun jamban, beberapa tahun lalu. Prajurit yang sempat mengabdi di Yonif Raider Khusus 111/Karma Bhakti melihat kondisi masyarakat yang belum memiliki MCK begitu banyak.
"Jujur saya prihatin. Kebetulan ada teman-teman donatur yang mau membantu, kemudian kami bekerja sama untuk membantu membuatkan WC," kata Ismail.
Ketulusannya ini sempat membuahkan berkah ketika dirinya diganjar Asrizal Asnawi Award 2019 dan dihadiahi berangkat ibadah Umrah.(*)
• Jari Kaki Ungu dan Bengkak Mungkin Tanda Seseorang Terinfeksi Virus Corona, Ini yang Harus Dilakukan
• Suasana Awal Puasa Kota Bireuen Sepi, di Tengah Pandemi Covid-19
• Citilink Hentikan Sementara Penerbangan Rute Domestik, Ini Alasannya