Luar Negeri
Dunia Sedang Menderita, Cina Bangun 12 Stadion Raksasa
Para taipan Tiongkok sedang membangun stadion sepak bolabaru, meningkatkan ambisi untuk menjadi negara adidaya dalam olahraga dan menjadi tuan rumah
SERAMBINEWS.COM, BEIJING - Di tengah-tengah Dunia sedang menderita, Cina yang awalnya sempat dirundung malang akibat korban virus Corona berjatuhan, telah berubah total.
Negeri ‘Tirai Bambu’ ini mulai menghambur-hamburkan miliaran dolar AS atau ratusan triliunan rupiah untuk meraih ambisinya.
Para taipan Tiongkok sedang membangun stadion sepak bolabaru, meningkatkan ambisi untuk menjadi negara adidaya dalam olahraga dan menjadi tuan rumah Piala Dunia (PD) 2030, seperti dilansir AFP,
Euforia para pejabat terjadi saat pandemi virus Corona yang telah membuat sebagian besar dunia terhenti, membinasakan ekonomi dan menahan siaran langsung olahraga.
Tetapi dengan wabah surut di Cina yang muncul pertama kali pada Desember 2019, juara Liga Super China (CSL) Guangzhou Evergrande pekan lalu memulai pembangunan markas baru yang bernilai 12 miliar yuan atau 1,7 miliar dolar AS yang berkisar Rp 26 triliun.

Dengan kapasitas 100.000 tempat duduk, stadion berbentuk bunga teratai itu untuk sementara waktu akan mengalahkan Camp Nou Barcelona, seperti dilansir AFP, Jumat (24/4/2020).
Bahkan akan ditetapkan sebagai arena sepakbola terbesar di dunia, setelah rampung dibangun pada akhir 2022 mendatang.
Evergrande Group, pengembang properti besar yang didirikan oleh salah satu orang terkaya di Cina, mengatakan juga berniat untuk membangun dua stadion berkapasitas 80.000 tempat duduk di Cina.
Negara itu akan memiliki setidaknya 12 stadion sepak bola utama baru dalam dua tahun ke depan , kata Southern Metropolis Daily yang dikelola pemerintah.
Bahkan, menyebutnya sebagai "era baru sepak bola Cina".
Sebagian besar akan digunakan untuk Piala Dunia Klub 2021 dan Piala Asia AFC 2023, tetapi Presiden Xi Jinping memberi perhatian besar atas besaran hadiah yang akan menadi terbesar dari yang pernah ada.
"Saya pikir keinginan Cina untuk melamar Piala Dunia sangat jelas," kata Ji Yuyang, seorang jurnalis untuk Oriental Sports Daily.
Ji mengatakan itu adalah masalah kapan, bukan jika ada tawaran dari Cina.
Presiden FIFA, Gianni Infantino mengatakan pada Juni 2020 menerima tawaran Cina untuk menggelar Piala Dunia 2030, tetapi juga akan diperebutkan oleh beberapa negara lainnya.
• Australia Tuntut Penyelidikan Independen Corona, Tanggapan Awal Cina di Wuhan
• Pemuda Afrika Diburu di Cina, Diusir dari Rumah, Jadi Gelandangan
• Klub Liga Inggris Usulkan Ide Gila, Lanjutkan Kompetisi di Cina
Sementara, stadion baru Guangzhou Evergrande menjadi berita utama karena skalanya yang besar dan desain yang berani.
Kritik juga mempertanyakan mengapa sebuah klub yang rata-rata sekitar 50.000 tempat duduk untuk pertandingan kandang membutuhkan arena besar.

"Saya pikir Evergrande mungkin memiliki dua pertimbangan. Pertama, stadion berkapasitas 100.000 kursi mungkin berguna jika Cina menjadi tuan rumah final Piala Dunia atau upacara pembukaan," kata Ji.
"Poin lain adalah bahwa Evergrande akan dapat membuat pernyataan dengan mengatakan bahwa mereka memiliki stadion sepakbola profesional terbesar di dunia, dengan jumlah penonton terbesar."
Sebagian besar stadion yang saat ini digunakan oleh tim sepak bola Cina dibangun untuk berbagai olahraga.
Semuanya mengalami kerusakan akibat prilaku penggemar yang buruk.
Menggantinya dengan arena berkilau khusus sepak bola cocok dengan rencana induk Xi untuk mengubah olahraga di dalam dan di luar lapangan.
Di Shanghai, yang memiliki ambisi menyelenggarakan Olimpiade, stadion berkapasitas 33.000 kursi untuk tim CSL Shanghai SIPG dijadwalkan akan selesai tahun depan.
Stadion Shanghai, arena terbesar di kota ini dan bekas rumah SIPG, juga direnovasi besar-besaran.
Profesor Simon Chadwick mengatakan selain dari ambisi Piala Dunia2030, serbuan stadion baru mengirim pesan bahwa "Cina sedang berkembang dan menjadi lebih sehat dan kuat”.
"Ada sesuatu tentang ikonografi dan simbolisme stadion, khususnya pengembangan Guangzhou," kata Chadwick, direktur Pusat Industri Olahraga Eurasia di Emlyon Business School.
"Ini adalah stadion besar, desain yang sangat mencolok, gambar-gambarnya telah dibawa ke seluruh dunia dan orang-orang mengomentarinya di seluruh dunia.
"Ini hampir menjadi kekuatan lunak stadion. Cina sedang mencoba menggunakan desain stadion yang sangat berbeda sebagai cara menarik perhatian orang, membuat orang mengerti bahwa Cina menginginkan hal yang sama seperti yang diinginkan negara lain."(*)