Breaking News

Viral Medsos

Kisah Sang Ayah Tetap Bekerja Jadi Tukang Kebersihan di Tengah Pandemi Covid-19

Syazwan khawatir karena ayahnya adalah seorang lelaki yang memasuki usia paruh baya, yang membuatnya rentan terhadap Covid-19.

Editor: Taufik Hidayat
Akun Facebook Syazwan Majid
Seorang pria paruh baya yang tetap bekerja sebagai petugas kebersihan di Malaysia di tengah pandemi Covid-19. 

SERAMBINEWS.COM - Ketika kita memikirkan pekerja penting sebagai garda terdepan, justru yang terlintas difikiran adalah sosok dokter dan perawat.

Istilah 'pekerja penting' tidak hanya mencakup bidang medis tetapi juga meluas ke petugas kebersihan, pengantar makanan, ojek online dan pada dasarnya siapa saja yang berada di luar sana untuk memastikan negara ini bergerak di saat pandemi Covid-19 sekarang ini.

Seorang pria Singapura, Syazwan Majid telah menyatakan rasa terima kasihnya kepada para pekerja penting di luar sana dalam posting Facebook yang sekarang viral.

Postingan itu di unggah akun Facebook ‘Syazwan Majid’, Senin, (27/4/2020).

Dia memulai dengan mengatakan bahwa ayahnya adalah pekerja penting tetapi bukan sebagai dokter atau perawat.

Dia lebih bersih dan tidak bisa membaca atau menulis, tetapi dia adalah pekerja keras yang menjaga kebersihan jalan dan taman Singapura selama 40 tahun terakhir.

Ayahnya, bersama dengan pengendara pengiriman makanan yang tak terhitung jumlahnya, operator transportasi umum dan staf supermarket, memainkan peran penting dalam menjaga negara terus bergerak.

Mereka terus berkeliaran, berpotensi menghadapi virus corona.

Karena itu, Syazwan cukup khawatir karena ayahnya adalah seorang lelaki yang memasuki usia paruh baya, artinya hal itu membuatnya rentan terhadap Covid-19.

Pada hari keempat Ramadhan, Syazwan mengambil foto ayahnya yang berangkat bekerja lebih awal di pagi hari selama Sahur.

Apa yang tidak ditunjukkan gambar itu adalah sejumlah perasaan yang dialami Syazwan.

“Saya merasa kewalahan melihat betapa luar biasanya seorang pria yang dimiliki ayah saya dan betapa bangga dan beruntungnya saya menjadi putranya, tidak peduli apa pandangan masyarakat terhadapnya.”

Dikutip dari World Of Buzz, Syazwan mengatakan bahwa ia telah diolok-olok di masa lalu karena pekerjaan ayahnya sebagai tukang pembersih.

Sekarang, dia ingin memberi tahu orang-orang itu bahwa tukang pembersih, serta pekerja lainnya, sama pentingnya dalam berkontribusi pada perekonomian negara.

Pada akhirnya, mereka hanya ingin membawa makanan di meja keluarga mereka.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved