Relawan Covid 19
Kisah Relawan RS Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Asal Nagan, Shalat Pakai APD hingga Tahan Berbuka
sejak jauh hari sebelum Ramadhan 1441 Hijriah ini, pria lajang ini menjadi relawan medis di Rumah Sakit (RS) Darurat Covid Wisma Atlet Jakarta.
Penulis: Rizwan | Editor: Mursal Ismail
Dari hatinya paling terdalam, ia juga berpesan kepada warga di mana saja agar tak mudik tahun ini untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.
"Kalau masih banyak yang mudik, iya sedih dan ingin menangis.
Kami di sini sia-sia berjuang dan berkorban masih banyak yang melanggar aturan pemerintah,” katanya.
Panggilan hati
Seperti diberitakan sebelumnya, pria ini mengaku terpanggil hati untuk menjadi relawan di RS Darurat covid-19 karena ingin mengabdi kepada bangsa dan negara.
"Panggilan hati dan kalau bukan sekarang kapan juga kita berbakti pada bangsa dan ibu pertiwi," ujar Andi ketika diwawancarai Serambinews.com melalui pesan WhatsApp, Senin (13/4/2020).
Andi menjadi relawan bersama seorang lainnya asal Aceh yakni Rabiatun Adawiyah (29) asal Kota Subulussalam yang keduanya kini relawan di RS Darurat Covid Wisma Atlet Jakarta dengan penempatan tugas Ruang Laboratorium.
Andi mengaku terdapat sejumlah tantangan yang dilalui ketika niatnya ingin menjadi relawan ke RS Darurat Covid.
Tetapi akhirnya berjalan lancar atas dukungan keluarga dan RSUD SIM Nagan Raya.
"Alhamdulillah berkat tekad dan semangat akhirnya Allah mengizinkan untuk menjadi salah satu putra terbaik yang mewakili Aceh untuk membantu penanganan Covid-19.
Di sini (RS Darurat Covid) ada dua dari Aceh yakni Rabiatun Adawiyah dari Subulussalam," kata Andi, anak pertama dari lima bersaudara warga Kuta Baro Jeuram Kecamatan Seunagan, Nagan Raya.
Andi Syahril ternyata sudah 10 tahun menjadi PNS di Pemkab Nagan Raya merupakan alumni Akademi Analis Kesehatan Banda Aceh tahun 2009 silam.
"Kesannya iya namanya manusia biasa saat menggunakan APD (alat pelindung diri) lengkap saat masuk ke RS Wisma Atlet sangat tidak nyaman.
Haus dan lapar kita tidak bisa buka. Kencing saja tidak bisa. Tidur harus pakai APD," kata Andi.
Ia mengaku untuk shalat pun kalau lagi dinas harus pakai APD.