WHO Sebut Perokok Berisiko Tertular Corona, Kini Nikotin Disebut Bisa Basmi Covid-19, Mana Benar?

Namun baru-baru ini muncul teori baru yang berkebalikan dengan penelitian terkait risiko terinfeksi Covid-19 setelah terpapar nikotin.

Editor: Faisal Zamzami
Thinkstock
Ilustrasi 

SERAMBINEWS.COM - Penelitian terakhir terkait virus Corona menyebutkan perokok memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi Covid-19.

Rokok memiliki kandungan nikotin yang merusak sistem pernapasan manusia.

Oleh sebab itu masuk akal jika menilai rokok meningkatkan risiko terinfeksi virus Corona.

Namun baru-baru ini muncul teori baru yang berkebalikan dengan penelitian terkait risiko terinfeksi Covid-19 setelah terpapar nikotin.

Ilmuwan Perancis sedang mempersiapkan untuk meluncurkan uji coba manusia untuk menguji hipotesis mereka bahwa nikotin dapat membantu tubuh memerangi infeksi COVID-19.

Melansir Reuters, uji coba ini akan melibatkan kelompok petugas kesehatan dan pasien yang menggunakan patch nikotin dan kelompok lain yang menggunakan patch plasebo.

Kemudian mereka akan diuji untuk melihat apakah ada perbedaan dalam cara tubuh mereka dalam merespons virus.

Uji coba ini merupakan tindak lanjut dari penelitian Prancis, yang diterbitkan bulan ini, di mana ada data kesehatan masyarakat yang menunjukkan bahwa orang yang merokok memiliki kemungkinan 80% lebih rendah untuk terkena Covid-19 dibandingkan bukan perokok pada usia dan jenis kelamin yang sama.

Para ilmuwan berhipotesis dalam penelitian mereka bahwa nikotin, yang terkandung dalam rokok, dapat mempengaruhi apakah molekul-molekul virus corona mampu menempelkan diri pada reseptor dalam tubuh.

Informasi saja, reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar.

"Anda memiliki virus yang tiba di reseptor, dan nikotin menghalangi itu, dan mereka berpisah," kata Jean-Pierre Changeux, profesor emeritus neuroscience di institut Pasteur Prancis, menggambarkan proses hipotetis.

Dia ikut menulis penelitian dengan Zahir Amoura, seorang profesor di Rumah Sakit Universitas Pitie-Salpetriere Paris, dan mereka berdua melakukan uji coba.

Amoura mengatakan, bagian terpenting dari uji coba itu bisa menjadi pengujian pada kelompok sampel 1.500 profesional kesehatan.

Mereka akan dinilai untuk melihat apakah mereka terkena virus, dan apakah mereka yang memakai patch nikotin lebih tahan daripada rekan mereka yang memakai patch plasebo.

"Itu bisa memberi kita cara untuk mengurangi penyebaran virus," kata Amoura.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved