Breaking News

Bansos Terlambat Karena Tas Bertuliskan 'Bantuan Presiden' belum Tersedia, Ini Tanggapan DPR

Ketua Komisi VIII DPR menyayangkan keterlambatan pemberian bansos untuk masyarakat terdampak Covid-19 karena tas jinjing yang belum tersedia

Editor: Muhammad Hadi
(ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Pekerja mengemas paket bantuan sosial (bansos) di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Pemerintah menyalurkan paket bansos masing-masing sebesar Rp600 ribu per bulan selama tiga bulan sebagai upaya untuk mencegah warga tidak mudik dan meningkatkan daya beli selama pandemi COVID-19 kepada warga yang membutuhkan di wilayah Jabodetabek. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww. 

SERAMBINEWS.COM - Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto menyayangkan keterlambatan pemberian bantuan sosial ( bansos) untuk masyarakat terdampak Covid-19 karena tas jinjing yang belum tersedia.

"Jadi keterlambatan itu ya kita sayangkan kalau alasannya tas bertuliskan bantuan presiden. Kan bukan tasnya yang mau dimakan, tapi berasnya sama bahan-bahan pokoknya," kata Yandri ketika dihubungi wartawan, Kamis (30/4/2020).

Yandri mengatakan, pemberian bantuan sosial seharusnya tidak perlu terlambat karena tas jinjing hanya untuk membungkus kemasan.

Pemerintah, kata dia, bisa mengganti tas jinjing tersebut dengan alternatif lain.

Pemerintah Pusat Setujui Kedatangan 500 TKA asal China, Gubernur dan DPRD Sulawesi Tenggara Menolak

"Tetap tas itu disiapkan, tetapi kan kalau (belum ada) bisa dibungkus sama yang lain, yang penting tepat waktu, sehingga masyarakat tidak berkeliaran dan tidak banyak yang pulang kampung dan tidak banyak masalah dan mengeluh," ujarnya.

"Saya juga enggak tahu kenapa kemasannya harus ada tulisan bantuan presiden," imbuhnya.

Bertambah Satu Lagi, Pasien Positif Covid-19 di Aceh Genap Sepuluh Orang

Sebelumnya diberitakan, Menteri Sosial Juliari Batubara mengakui distribusi bantuan sosial berupa paket sembako sempat tersendat karena persoalan kemasan.

Meski paket sembako sudah tersedia, namun terjadi keterlambatan dalam produksi tas jinjing yang digunakan untuk mengemas sembako.

"Awalnya iya (sempat tersendat) karena ternyata pemasok-pemasok (tas) sebelumnya kesulitan bahan baku yang harus impor," kata Juliari kepada wartawan, Rabu (29/4/2020).

Jokowi Mengeluh Saat Buka Musrenbangnas 2020, Impor Obat Tinggi hingga Fasilitas Kesehatan Minim

Selain bertuliskan "Bantuan Presiden RI Bersama Lawan Covid-19", dalam tas itu terdapat pula panduan singkat untuk menghadapi virus corona seperti menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kontak fisik, hingga larangan mudik.

Di bagian atas ada logo Presiden Republik Indonesia dan di bagian bawah logo Kemensos.

Meski produksinya sempat mengalami keterlambatan, namun Juliari menyebut saat ini sudah tak ada masalah.

Pemerintah bahkan sudah menambah perusahaan yang memproduksi tas tersebut.

Panglima TNI Mutasi 16 Perwira Tinggi TNI AD, TNI AL dan TNI AU, Berikut Lengkap Daftarnya 

"Sekarang supply kantong sudah lancar. Dan sebagai info, Sritex kami ajak kerja sama tidak dari awal. Mereka baru supply kantong sejak hari Rabu lalu," ucap Juliari.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketua Komisi VIII: Kenapa Harus Pakai Tas yang Ada Tulisan Bantuan Presiden?", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved