Gagal Membelot dari Korea Utara, 2 Nelayan Bernasib Tragis Setelah Dikembalikan oleh Korea Selatan
Setelah melewati perbatasan dengan kapal cumi-cumi mereka, perlu waktu dua hari bagi angkatan laut Korea Selatan untuk menangkap mereka.
Lantas bagaimana nasib pembelot yang gagal kabur ini?
Diketahui, ketika Kim Jong-un berkuasa, pada akhir 2011, pada usia 27, banyak warga Korea Utara yang berharap akan adanya perubahan.
Dia diharapkan akan mengantarkan era baru modernitas dan keterbukaan bagi negara totaliter.
Ternyata itu tidak terjadi.
Kisah-kisah dari para pembelot yang gagal kabur pun meninggalkan catatan suram.
Yakni seperti yang dialami Scott Kim, dia dan ibunya gagal membelot dan dikirim kembali ke Korut pada 2001.
• Cemilan untuk Buka Puasa, Roti Isi Coklat Lumer dan Lengkap Cara Membuatnya
• Tak Pernah Terungkap, Ini Alasan Identitas 3 Anak Kim Jong Un Dirahasiakan Meski Jadi Penerus Tahta

Scott Kim Business Insider
"Ketika kami mencapai pusat penahanan di Korea Utara, kami kehilangan semua hak kami sebagai manusia," kata Kim sebagaimana dilansir Business Insider, (15/6/2018).
“Kami diperlakukan seperti binatang, secara harfiah. Kami harus merangkak di lantai untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.”
Kim dimasukkan ke sel bersama 20 pembelot lainnya.
Ada satu toilet di sudut dan tidak ada ruang untuk berbaring. Siang dan malam, para pembelot duduk di tanah.
“Itu adalah hukuman kami karena kami adalah orang berdosa. Saya tidak tahu mengapa kami adalah orang berdosa,” katanya.
Ketika dia atau pembelot lainnya diperintahkan untuk menyusuri koridor ke kantor sipir, mereka dipaksa merangkak dengan tangan dan kaki.
Petugas memukuli mereka dengan sarung tangan dan tongkat saat mereka pergi.
Diperkirakan 100.000 warga Korea Utara atau lebih saat ini tinggal di pusat-pusat penahanan, penjara-penjara politik, atau kamp-kamp kerja di mana mereka menanggung kerja keras, penyiksaan, dan kelaparan.