Berita Banda Aceh

Rumoh Umat Mulai Salurkan Sembako dan Masker Bantuan Covid-19, Ini Sebagian Penerimanya

Rumoh Umat mengalihkan bantuan tersebut dalam bentuk sembako untuk warga miskin atau masyarakat terkena dampak pandemi Covid-19.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Pengurus Rumoh Umat Indonesia (RUI) menyerahkan bantuan secara simbolis kepada warga miskin terdampak Covid-19, di Kantor RUI, Jl Tgk Chiek Di Tiro, Gelatik, Ateuk Pahlawan, Baiturrahman, Banda Aceh, Rabu 29 April 2020. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Rumoh Umat Indonesia (RUI) mulai menyalurkan donasi berupa Sembako, masker, dan sarung tangan.

Donasi penggalangan bantuan dengan tema Donasi Aceh Peduli Covid-19 ini dilakukan Rumoh Umat bersama Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh dan Serambi Indonesia.

Ketua Rumoh Umat Indonesia (RUI) Mustafa Husen Woyla kepada Serambinews.com, Kamis (30/4/2020) mengatakan, awalnya bantuan ini akan disalurkan dalam bentuk Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis.

Namun seiring berjalannya waktu, APD medis sudah mendapat bantuan maksimal dari pemerintah dan donasi lain.

Akhirnya, Rumoh Umat mengalihkan bantuan tersebut dalam bentuk sembako untuk warga miskin atau masyarakat terkena dampak pandemi Covid-19 yang masih membutuhkan.

Perang Melawan COVID-19, Rumoh Umat dan MPU Aceh Galang Bantuan untuk Paramedis

Mustafa mengatakan, penyerahan bantuan sembako kepada masyarakat miskin terdampak Covid-19 dilakukan secara simbolis di kantor RUI, Jl Tgk Chiek Di Tiro, Gelatik, Ateuk Pahlawan, Baiturrahman, Banda Aceh, Rabu 29 April 2020.

Selebihnya dikirim ke daerah melalui relawan RUI di berbagai kabupaten/kota di Aceh.

Mustafa merincikan, di antara yang menerima donasi di kantor RUI sebagai berikut:

1. Paimin, Warga rukoh, Syiah Kuala, penjaga dan petugas kebersihan musahala al muhajirin.

2. Musliadi M Yusuf, penyandang disabilitas asal Peukan Bada, Aceh Besar.

3. T. Irwansyah, warga Ie Masen Kaye Adang, Syiah Kuala, Banda Aceh.

“Yang bersangkutan ada bantuan pihak lain, namun anak dalam keadan sakit yang membutuhkan biaya besar untuk ekonomi kelas bawah,” kata Mustafa Husen.

4. Muslim, pedagang kios kaki lima asal Beurawe.

5. Jailani pengusaha tempe asal Tibang Syiah Kuala.

Jailani mengaku kesulitan biaya hidup karena usahanya sepi selama pandemi covid 19 ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved