Luar Negeri

Yunani Tenggelam Dalam Resesi, Corona Makin Memperparah Keadaan

Belum selesai resesi, Yunani kembali dikejutkan dengan hantaman virus Corona, yang menyebabkan seluruh negeri lockdown atau penguncian.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Aris MESSINIS
Anggota Persatuan Buruh Yunani (PAME) menggelar demonstrasi parh Hari Buruh untuk menentang penguncian atau lockdown oleh pemerintah di Athena, Jumat (1/5/2020). 

SERAMBINEWS.COM, ATHENA - Negeri para dewa, Yunani telah tenggelam dalam krisis ekonomi terburuk dalam 10 tahun terakhir ini.

Belum selesai resesi, Yunani kembali dikejutkan dengan hantaman virus Corona, yang menyebabkan seluruh negeri lockdown atau penguncian.

Meskipun terhindar dari korban tewas dalam jumlah dibandingkan negara-negara Eropa lainnya, kurang dari 150 kematian akibat COVID-19, negara itu tidak akan lepas dari terpuruknya ekonomi, kata Perdana Menteri, Kyriakos Mitsotakis memperingatkan minggu ini.

"Konsekuensi dari serangan virus Corona ini tidak diragukan lagi akan semakin dramatis," katanya kepada parlemen, Kamis (30/4/2020).

"Kami tahu dengan pasti bahwa resesi akan dalam ... kami tidak tahu berapa lama krisis kesehatan akan berlangsung, kami belum tahu apakah kami dapat kembali membuka sektor pariwisata,” tambahnya. 

Pariwisata adalah salah satu sumber pendapatan terpenting Yunani, seperti dilansir AFP, Sabtu (2/5/2020).

Konglomerat Yunani Bakal Danai Bisnis Ganja Mike Tyson, Kini Punya Kebun Ganja 420 Hektar

Larangan Paling Aneh di Dunia, Dilarang Jogging di Burundi hingga Bermain Game di Yunani

VIDEO - Pasukan Yunani Hadang Imigran Suriah yang Terjebak di Perbatasan Turki

Negara Yunani dapat kehilangan 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 117 triliun  hingga 11 miliar dolar AS atau sekitar Rp 161 triliun dalam pendapatan tahun ini dari sektor pariwisata, katanya.

Yunani telah mengadopsi langkah-langkah penyelamatan senilai 17,5 miliar euro atau sekitar Rp 284 triliun atau 10 persen dari pengeluaran nasional, untuk mendukung bisnis dan karyawan, kata Mitsotakis.

Ditambahkan, termasuk dana bantuan dari Uni Eropa, sebesar 24 miliar euro atau sekitar Rp 390 triliun.

Namun pihak oposisi mempertanyakan apakah uang itu benar-benar telah diterima.

"Di mana uang ini? Ini bagus untuk pengumuman, tetapi bisnis yang sebenarnya belum menerima euro tunggal," kata mantan Perdana Menteri, Alexis Tsipras.

Yunani tahun ini mengandalkan laju pertumbuhan 2,4 persen, setelah keluar dari krisis bailout utang pada akhir 2018.

Pada Oktober 2019, Athena menjual surat utang pada tingkat negatif dan memiliki cadangan kas lebih dari 36 miliar euro.

Tetapi dengan karantina sejak Maret 2020 dan penguncian global diperkirakan akan mendatangkan malapetaka pada sektor pariwisata.

Yunani diperkirakan akan tenggelam dalam resesi 10 persen lagi tahun ini, menurut Dana Moneter Internasional (IMF).

Sementara, pengangguran melonjak ke tertinggi 27 persen sebelum akhirnya turun ke 16 persen pada Maret 2020, masih tertinggi di zona euro.

Lusinan pemogokan umum dan ratusan aksi protes di jalanan, banyak berakhir ricuh.

Dalam salah satu insiden terburuk pada 5 Mei 2010, tiga orang tewas di sebuah bank yang terbakar, salah satunya seorang wanita hamil dan pelakunya tidak pernah tertangkap.

Krisis ini dipicu oleh pengeluaran negara yang sembrono dan kesalahan pelaporan data fiskal ke UE.

Ketika diungkapkan oleh pemerintah Papandreou, menyebabkan pinjaman Yunani melonjak di luar jangkauan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved