Kisah Ion Mihai Pacepa, Kepalanya Dihargai Sangat Mahal oleh Yasser Arafat dan Muammar Gaddafi

Tapi, jika kita mencari artikel mengenai dirinya, apalagi wawancara, dijamin akan sangat sulit untuk menemukannya.

Editor: Faisal Zamzami
wikimedia.org
Kepalanya Dihargai Sangat Mahal oleh Yasser Arafat dan Moamar Gaddafi, Inilah Ion Mihai Pacepa, Pembelot 'Terbesar' Sepanjang Sejarah Dunia 

SERAMBINEWS.COM - Ion Mihai Pacepa menjadi sosok yang sangat mencolok dalam dunia intelijen bukan hanya karena kemampuannya, tapi juga karena keputusannya untuk membelot.

Tapi, jika kita mencari artikel mengenai dirinya, apalagi wawancara, dijamin akan sangat sulit untuk menemukannya.

Michael Ledeen, seorang sejarawan mengaku butuh waktu 7 tahun untuk melacak keberadaan sang jenderal yang pernah menjadi kepala intelijen Rumania tersebut.

Maklum, dia berstatus sebagai pembelot dengan posisi tertinggi sepanjang sejarah dunia setelah dirinya membelot dari Rumania yang saat itu sangat dekat dengan Uni Soviet ke Amerika Serikat.

Pembelotannya ini tak hanya membongkar semua rahasia penting Rumania yang saat itu menjadi negara komunis, tapi juga mengungkap banyak rahasia dari KGB, dinas intelijen Uni Soviet.

Hingga kini, dia terus bersembunyi karena meski pembelotannya sudah terjadi puluhan tahun lalu, dua hukuman mati masih menantinya.

Dia pun bertahun-tahun harus rela kehilangan kontak dengan keluarganya sendiri.

Berikut ini kisahnya.

Satu di antara sedikit wawancara dengan Pacepa berhasil dilakukan oleh Judith Weinraub dari Los Angeles Times.

Wawancara pun harus dilakukan secara tertutup di sebuah hotel yang sudah ditentukan sebelumnya oleh Pacepa.

Dalam wawancara tersebut, Pacepa mengenang hari saat dirinya berbincang dengan putrinya, Dana, yang saat itu berusia 24 tahun. 23 Juli 1978.

Di malam yang hangat di sebuah taman di Bucharest yang dikelilingi oleh bungan magnolia yang sedang bermekaran, ayah dan anak ini berbicara tentang rencana masa depan.

S
(Securitate)

Tapi sang putri tidak benar-benar tahu apa rencana masa depan yang sedang disusun oleh Pacepa.

Ketika dirinya diantar ke bandara, sang putri, berikut juag dengan banyak orang, hanya tahu Pacepa akan terbang ke Jerman Barat untuk menyampaikan pesan dari Presiden Rumania Nicolae Ceausescu kepada Kanselir Helmut Schmidt.

Dia memang menyampaikan pesan itu, tetapi tujuannya yang sebenarnya berbeda.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved