Luar Negeri
Petugas Kesehatan Didominasi Asing, Warga Teluk Tebar Kebencian
Para petugas kesehatan yang bertugas merawat para pasien Covid-19 di Timur Tengah didominasi dari luar wilayah itu. Namun, warga Teluk terus menebar
Mereka melakukan pekerjaan penting, mempertaruhkan nyawa terhadap paparan virus Corona baru, seringkali dengan tekanan yang jauh dari keluarga.
Orang asing juga merupakan mayoritas besar dari sekitar 78.000 kasus virus Corona yang dikonfirmasi secara keseluruhan di UEA, Qatar, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Arab Saudi.
Di UEA, Qatar, Kuwait dan Bahrain, orang asing juga merupakan mayoritas populasi.
Sebagian besar berasal dari India, Pakistan, Nepal, Filipina, dan Mesir.
Mereka tinggal dengan visa kerja sementara tanpa jalur kewarganegaraan, tidak peduli berapa lama mereka telah tinggal atau bekerja di Teluk.
Banyak yang bekerja di pekerjaan konstruksi dengan upah rendah dan tinggal di kamp-kamp kerja di mana hingga 10 orang berbagi satu kamar.
Kondisi hidup ini membuat mereka rentan terhadap penyakit yang menyebar cepat yang dikenal sebagai COVID-19.
Hal itu telah membuat mereka menjadi target bagi sebagian orang.

Ibraheem mengatakan sebagai tanggapan atas retorika semacam itu, Kuwait, katanya, selalu menjadi negara yang moderat dan ramah yang dibangun dengan bantuan orang asing.
"Ini bukan saatnya untuk melihat kesukuan," kata Ibraheem.
"Ini saatnya bekerja sama dengan semua orang karena virus tidak memeriksa paspormu,” ujarnya.
Kritik Anggota Parlemen
Dari rumah sakit yang sama, Najeeba Hayat menggunakan Instagram untuk membidik anggota parlemen Kuwait, Saffa al-Hashem setelah dia menyerukan deportasi orang asing yang memperpanjang visa untuk memurnikan warga negara dari virus yang mungkin mereka kirimkan.
"Saya merasa tersinggung dengan hal itu," kata Hayat kepada AP.
"Tidak mungkin kita bisa bertahan hidup jika kita terus memandang rendah orang-orang yang merawat kita, yang telah membesarkan anak-anak kita, yang merupakan bagian dari struktur komunitas kita,” ujarnya.