Berita Nagan Raya
Mahasiswa Beutong Ateuh Nagan Raya Harapkan Posko Belajar Online Diperlebar
Terkait bangunan posko yang kecil jadi tidak bisa pisah karena mahasiswa belajar di jam yang sama antara laki-laki dan perempuan.
Penulis: Rizwan | Editor: Nur Nihayati
Terkait bangunan posko yang kecil jadi tidak bisa pisah karena mahasiswa belajar di jam yang sama antara laki-laki dan perempuan.
Laporan Rizwan | Nagan Raya
SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE - Sejumlah mahasiswa asal Beutong Ateuh Banggalang, Nagan Raya berharap posko belajar online yang dibangun di kawasan Gunung Singgah Mata diperlebar.
Pasalnya dengan jumlah mahasiswa bertambah menjadi 50 orang lebih, posko dibangun Pemkab dua bulan lalu menjadi sempit atau terpaksa duduk berdesakan/berdekatan.
"Adapun posko yang kami miliki sekarang sangat sempit untuk kenyamanan belajar kami apalagi sekarang masa darurat Covid-19, kami harus menjaga jarak dan mahasiswa yang belajar ada laki-laki dan perempuan. Jadi mahasiswa tidak boleh berdekatan antara laki-laki dan perempuan," kata Samsuardi, salah seorang mahasiswa kepada Serambinews.com, Sabtu (9/5/2020).
Terkait bangunan posko yang kecil jadi tidak bisa pisah karena mahasiswa belajar di jam yang sama antara laki-laki dan perempuan.
"Jadi harapan kami agar Pemkab Nagan Raya bisa mencegah hal ini dengan harapan posko yang ada saat ini diperlebar. Sebab proses kuliah online belum diketahui kapan akan berakhir," katanya.
Mahasiswa pedalaman di Nagan Raya juga meminta sedikit keringanan dari pihak kampus terhadap proses kuliah daring karena Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang harus menaiki Gunung Singgah Mata yang terjal hingga 1 jam lebih.
• Masa Keemasan Persiraja 1980, Tidak Lepas Dari Sosok Dimurthala
• Bupati Aceh Besar Mawardi Ali Tinjau Lokasi Terdampak Banjir
• Jenazah Warga Aceh Dibawa Pulang Via Darat dari Tangerang, Tempuh Jarak 2.147 Km, Biaya Rp 25 Juta
"Kondisi ini karena Beutong Ateuh Banggalang belum tersentuh jaringan internet/paket data," katanya.
Samsuadi mengakui sangat banyak kendala yang harus mahasiswa hadapi, seperti menghadapi perjalanan yang begitu tidak nyaman untuk ditempuh.
"Jadi harapan lain mahasiswa agar pemerintah cepat membuat tower atau jaringan yang bagus, supaya mahasiswa bisa belajar dengen tenang dan fokus di rumah tanpa harus menaiki gunung lagi. Karena kita tahu jalan yang kami tempuh setiap hari sangat berbahaya," ujarnya.
Dikatakannya, jumlah mahasiswa Beutong Ateuh Banggalang saat ini berada di kampung 50 orang yang selama ini kuliah di Banda Aceh, Meulaboh, Lhokseumawe dan luar Aceh karena Covid-19 kampus tutup dan kuliah dialih ke online (daring).
Diakuinya, dalam bulan Ramadhan mereka tetap kuliah daring sehingg harus ke Gunung Singgah Mata atau ke posko guna mencari sinyal internet.
Seperti pernah diberitakan, puluhan mahasiswa Beutong Ateuh Banggalang, Nagan Raya menaiki Gunung Singah Mata mencari sinyal internet untuk belajar online.
Bahkan mahasiswa harus di jalan dan semak belukar dan dikeluhkan terutama ketika hujan karena tidak ada tempat berteduh.
Terkait hal itu, Pemkab Nagan Raya kerja sama dengan lembaga mahasiswa membangun sebuah posko di Gunung Singgah Mata sebagai tempat belajar.(*)