Ratusan Warga Mengungsi, Banjir Rendam Banda Aceh dan Sebagian Aceh Besar
Hujan lebat dengan itensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur kawasan Banda Aceh, Aceh Besar, dan sekitarnya dalam
BANDA ACEH - Hujan lebat dengan itensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur kawasan Banda Aceh, Aceh Besar, dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir menyebabkan terjadi banjir di sejumlah titik. Akibatnya, ribuan rumah dan sejumlah pertokoan terendam serta 600-an warga harus mengungsi.
Di Banda Aceh, banjir mengakibatkan sejumlah jalan protokol ditutup dan melumpuhkan sejumlah tempat usaha. Pantauan Serambi, di kawasan Pasar Aceh, Jumat (8/5/2020), Jalan Mohd Jam dan Jalan KH Ahmad Dahlan, ditutup untuk kendaraan roda empat karena ketinggian air hingga setinggi lutut orang dewasa. Sejumlah toko di kedua jalan tersebut juga dimasuki rembesan air, terpaksa tutup.
Kondisi yang sama juga terlihat di Jalan Hasan Saleh, Neusu. Karena tinggi air hampir mencapai selutut orang dewasa, banyak kendaraan yang enggan melintas di kawasan pusat pertokoan tersebut. Bahkan ada kendaraan yang melintas justru terperosok ke parit.
Sementara di kawasan Lampineueng, kemarin, juga terpantau air menggenangi Jalan T Nyak Makam, hingga ratusan meter. Namun, jalan tersebut masih dapat dilintasi oleh kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banda Aceh, Muzakkir, kepada Serambi, tadi malam, menyebutkan, hampir 75 persen dari 90 gampong di Banda Aceh terendam banjir akibat hujan deras yang turun terus menerus dalam beberapa hari terakhir. Menurutnya, banjir terjadi karena drainase yang tersedia tidak mampu menampung air hujan dengan intensitas tinggi tersebut.
Dari sekian banyak desa yang terendam, sebut Muzakkir, Gampong Lamlagang, Neusu Aceh, dan Gampong Neusu Jaya, menjadi kawasan dengan ketinggian air yang cukup parah. Hal itu terjadi karena kawasan tersebut berada dekat dengan aliran Krueng Daroy yang airnya nyaris meluap. Sehingga, kata Muzakkir, aliran air dari drainase yang seharusnya masuk ke Krueng Daroy, justru tertahan di kawasan gampong sekitar daerah aliran sungai (DAS) tersebut dan merembes hingga ke rumah warga. Selain itu, Geuce Meunara yang berada dekat aliran sungai kecil juga terimbas luapan air.
Hingga pukul 21.30 WIB tadi malam, lanjut Muzakkir, sejumlah warga dari Lamlagang, Neusu Aceh, dan Gampong Neusu Jaya, sudah bersiap-siap mengungsi jika debit air terus naik. Mereka, sambung Muzakkir, sudah menyiapkan tempat pengungsian seperti Balai Desa dan Meunasah. "Ini (pukul 21.30 WIB) mereka sudah siap-siap mau mengungsi, tapi belum bergerak. Kalau debit airnya terus naik, mungkin mereka mengungsi ke balai desa dan meunasah setempat," ujar Muzakkir.
Sementara di Aceh Besar, wilayah Kecamatan Darul Imarah, Peukan Bada, Leupueng, Lhoknga, dan Kecamatan Lhoong, merupakan kawasan yang cakupan banjirnya cukup luas dan parah. Data yang diterima Serambi, di Darul Imarah ada sekitar 600-an warga yang harus mengungsi ke SD Negeri Garot.
Di Kecamatan Darul Imarah (Keutapang), selain disebabkan oleh intesitas hujan yang tinggi, banjir juga disebabkan oleh meluapnya air Krueng Daroy. Demikian juga di kawasan Krueng Kala (Kecamatan Lhoong), banjir disebabkan oleh luapan dari air terjun Suhom.
Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali, kemarin, sempat meninjau pemukiman penduduk di Gampong Garot, Kecamatan Darul Imarah, dan Villa Buana, Ajuen, Kecamatan Peukan Bada. Mawardi mengatakan, kawasan itu merupakan lokasi luapan banjir terparah, dimana ketinggian air mencapai selutut orang dewasa.
Bahkan, BPBD Aceh Besar menurunkan rubber boat ke kawasan Villa Buana, untuk mengevakuasi warga yang rumahnya terkepung banjir. Bupati memerintah BPBD Aceh Besar dan camat di daerah terkena banjir agar mengevakuasi warga yang terkurung banjir, serta mendirikan dapur umum dan tempat pengungsian.
Di Kecamatan Darul Imarah, ratusan warga yang mengungsi berasal dari sejumlah gampong. Gampong yang terimbas banjir di kecamatan itu meliputi Lambheu, Punie, Lampasi Engking, Gue Gajah, dan Garot. Dari sejumlah desa tersebut, Garot merupakan gampong yang paling parah direndam banjir.
Keuchik Garot, Teddy Helvan SE, tadi malam mengungkapkan, ada dua dusun di gampongnya yang paling parah terendam banjir yakni Dusun Teladan dan Dusun Garot. Ketinggian banjir di kedua dusun tersebut, kata Keuchik, 1,5-2 meter. Sehingga, sambung Teddy Helvan, warga desanya memilih mengungsi ke Kompleks SD Negeri Garot yang berada di pinggir Jalan Soekarno-Hatta.
"Hingga saat ini, air belum surut, masih seperti sebelumnya 1,5 meter sampai dua meter. Alhamdulillah, di tempat pengungsian sudah dibuka dapur umum dan sudah datang bantuandari Dinas Sosial Aceh dan Aceh Besar. Hanya saja, perlengkapan dapur seperti kompor, piring, dan sendok, masih kurang," ujarnya.
Sejauh ini, tambah Teddy, warga desanya belum berani kembali ke rumah, karena rata-rata rumah warga di Dusun Teladan dan Dusun Garot, terendam banjir. Karena itu, ia berharap kondisi segera pulih, agar warga bisa segera kembali dan membersihkan rumahnya dari lumpur yang dibawa banjir.