Tak Bermanfaat, Obat Malaria Hydroxychloroquine Justru Menimbulkan Risiko Kematian Lebih Tinggi

Analisis catatan medis menunjukkan tingkat kematian 28 persen ketika obat diberikan sebagai tambahan perawatan standar

Editor: Amirullah
Thinkstock.com
Ilustrasi 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Obat malaria, hydroxychloroquine yang berulang kali dipromosikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai perubahan penting dalam perang melawan virus corona baru, kembali gagal menunjukkan manfaatnya pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Kesimpulan itu dihasilkan dari sebuah penelitian yang diluncurkan pada Kamis (7/5/2020).

Sekalipun penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine itu memiliki sejumlah keterbatasan tertentu, para dokter melaporkan penggunaan hydroxychloroquine tidak mengurangi kebutuhan pasien atas bantuan pernapasan atau menurunkan risiko kematian.

"Kami tidak melihat adanya hubungan antara menggunakan obat ini dan peluang kematian atau intubasi. Para pasien yang mendapatkan obat ini tampaknya tidak menjadi lebih baik," kata ketua peneliti Dr Neil Schluger.

Di antara pasien yang diberi hydroxychloroquine, 32,3 persen akhirnya membutuhkan ventilator atau menjadi kritis, dibandingkan dengan 14,9 persen pasien yang tidak memperoleh obat itu.

Tetapi, dokter lebih mungkin meresepkan hydroxychloroquine kepada pasien yang sakit parah, sehingga para peneliti di New York-Presbyterian Hospital dan Columbia University Irving Medical Center menyesuaikan hasil penelitian itu dengan fakta tersebut.

Mereka menyimpulkan obat itu mungkin tidak memperparah pasien, tetapi jelas tidak membantu.

Hydrocxychloroquine, yang juga digunakan untuk mengobati lupus dan radang sendi, juga tidak menunjukkan manfaat bila dikombinasikan dengan antibiotik azithromycin, menurut laporan tim Schluger.

Azithromycin juga tidak menunjukkan manfaat.

Bulan lalu, dokter di Departemen Urusan Veteran AS melaporkan hydroxychloroquine tidak membantu pasien Covid-19 dan mungkin menimbulkan risiko kematian lebih tinggi.

Analisis catatan medis menunjukkan tingkat kematian 28 persen ketika obat diberikan sebagai tambahan perawatan standar, dibandingkan dengan 11 persen perawatan standar saja.

Dalam penelitian terbaru itu, 811 pasien mendapat hydroxychloroquine dan 565 tidak.

Karena mereka tidak secara acak menerima hydroxychloroquine atau plasebo, menurut para peneliti, penelitian tidak boleh digunakan untuk mengesampingkan baik manfaat maupun bahaya dari obat.

Ditambahkan, percobaan acak, standar utama untuk tes terapi baru, harus dilanjutkan.

"Tetapi untuk saat ini pedoman di rumah sakit telah berubah sehingga kami tidak merekomendasikan pemberian hydroxychloroquine kepada pasien yang dirawat di rumah sakit," kata Dr Schluger, Kepala Divisi Obat-obatan Paru, Alergi, dan Perawatan Kritis di Irving.

Studi yang lebih kecil, termasuk yang dilakukan di China, telah menunjukkan hydroxychloroquine mungkin berguna.

Namun ini adalah studi kecil dan tidak berkualitas baik.

"Orang-orang memanfaatkannya karena pasien kritis," katanya.

Saat ini, tidak ada pengobatan yang disetujui untuk Covid-19, meskipun remdesivir obat antivirus eksperimental Gilead Sciences Inc minggu lalu menerima otorisasi penggunaan darurat dari regulator Amerika Serikat.

Tingkat pernyebaran dan angka kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat terus bertambah.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Kamis (7/5) melaporkan data terbaru yakni 1.219.066 kasus, bertambah 25.253 kasus dari sebelumnya.

Menurut badan tersebut, angka kematian juga bertambah 2.495 menjadi 73.297 kematian secara keseluruhan.

Angka CDC belum tentu mewakili laporan kasus di setiap negara bagian. (cnn/rtr/feb)

Dapat Dilakukan saat Sahur hingga Berbuka, Berikut Amalan Sunnah Ramadhan Penyempurna Pahala Puasa

Memilukan, Ayah Gendong Jenazah Anak Terseret Arus, Ditemukan Meninggal Terpaut 150 M dari Lokasi

Tradisi Sahur Bersama di Gosong Telaga, Menjaga Generasi Penghafal Alquran

Bawa Sabu Seberat 26,4 Gram, Ibu Muda Dicokok Polisi di Subulussalam

Menyedihkan, Seorang Bocah Usia 3 Tahun di Bireuen Tenggelam, Nasibnya belum Diketahui

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Obat Malaria Hydroxychloroquine Justru Menimbulkan Risiko Kematian Lebih Tinggi

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved