Berita Banda Aceh
Ketua PDIP Aceh Minta Pemerintah Ciptakan Program yang Cepat Kurangi Beban Rakyat Akibat Covid-19
Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aceh, Muslahuddin Daud menyarankan Pemerintah Aceh yang sedang melakukan refocusing anggaran...
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Jalimin
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aceh, Muslahuddin Daud menyarankan Pemerintah Aceh yang sedang melakukan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19, agar menciptakan program yang cepat bisa mengurangi beban ekonomi rakyat.
"Pemerintah Aceh perlu adanya kegiatan atau program yang cepat bisa mengurangi dampak ekonomi masyarakat yang sudah masuk katagori miskin dan mereka yang berdampak berat dari pekerjaan nonformal. Sehingga gejolak ekonomi mereka bisa diatasi," katanya kepada Serambinews.com, Rabu (13/5/2020).
Ia menyarankan SKPA seperti Distanbun, Perikanan, dan Peternakan perlu melakukan reorientasi program yang langsung dapat membantu keringanan masyarakat.
"Saya beri contoh, pemerintah membudidayakan ayam kampung dengan menyediakan DOC atau bibit ayam yang telah dilakukan standar kesehatannya. Masyarakat diberikan pakan dan tinggal memelihara saja," ujar Muslahuddin.
Jika saja satu KK diberikan 100 ekor ayam, sambungnya, maka dalam waktu 60 hari sudah menghasilkan 100 ayam dengan harga murah yaitu Rp 40.000 dan hasilnya bisa mencapai Rp 4 juta.
• Danlanud SIM Salurkan Sembako Secara Simbolis, PT Adhi Karya Harapkan Ini dari Warga Blangbintang
• Heboh Suara Ngaji dari Gedung Kosong, Ada yang Percaya Makhluk Halus
"Ini hanya contoh kecil, bagaimana mensiasati economic recovery during and post covid 19," ungkap Ketua PDIP Aceh yang salah satu pelopor pertanian modern di Aceh.
Dia kemudian menyampaikan data bahwa berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia menyebutkan tingkat konsumsi makanan masyarakat Aceh dalam satu tahun sebesar Rp 40.64 triliun.
Angka Rp 40.64 triliun tersebut terbesar untuk makanan dan minuman Rp 13.4 triliun. Padi-padian Rp 5 triliun, ikan Rp 5,3 triliun dan rokok mencapai Rp 5.5 triliun.
"Bagi kelompok masyarakat dengan penghasilan tetap, tentu persoalan daya beli untuk konsumsi makanan bukanlah persoalan, namun bagi masyarakat masuk dalam kelompok rentan dengan penghasilan pas-pasan apalagi 800.000 rakyat Aceh yang masuk dalam basis data terpadu (BDT) dengan katagori miskin tentu akan menjadi persoalan besar," ungkap dia.
Di tengah kondisi saat ini di mana sedang mewabah Covid-19, Muslahuddin menyarankan masyarakat mempraktekkan metode smart farming atau bertani cerdas.
Smart farming dalam pengertian biasa adalah mengunakan teknologi dan informasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantititas produksi pertanian.
"Bagaimana menggunakan pekarangan rumah bersama anggota keluarga, mengolah sampah organik menjadi pupuk atau mempraktekkan pembuatan pakan ternak dan ikan untuk digunakan sendiri adalah juga bagian dari smart farming," ungkap dia.
"Atau ada tanaman selama ini kurang produktif dicarikan solusi agar dapat menghasilkan dengan baik. Semua bisa dilakukan karena ketersediaan waktu dan semangat untuk mempertahan jumlah konsumsi dan asupan gizi keluarga," pungkas Muslahuddin.(*)
• Polda Aceh Mutasikan Ratusan Personel, Delapan Di Antaranya Wakapolres
• Pangdam Iskandar Muda Kunjungan Kerja ke Korem 011/Lilawangsa, Ini Penekanannya Bagi Prajurit
• Kemendikbud Tak Akan Undur Tahun Ajaran Baru, Sekolah Dibuka Juli, Peneliti: Sangat Berisiko