Saat Jenazah Wanita Palembang Hendak Dikebumikan, Polisi Meminta Warga Menunda, Ini Sebabnya

Namun, informasi korban tewas dalam kondisi tergantung baru diketahui warga setelah polisi meminta supaya ditunda untuk dikebumikan.

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Warga Desa Kamban Kecamatan Muara Batu Aceh Utara terkejut ketika hendak mengembumikan jenazah Suhartini wanita asal Palembang pada Rabu (13/5/2020) sore tiba-tiba polisi meminta warga menghentikannya.

Lalu, jenazah wanita itu dibawa polisi bersama warga ke RSU Cut Meutia Aceh Utara untuk divisum.

Wanita paruh baya itu ditemukan tewas tergantung dengan tali nilon di lehernya di rumah mertuanya, Desa Kamban, Rabu (13/5/2020) siang.

Namun, informasi korban tewas dalam kondisi tergantung baru diketahui warga setelah polisi meminta supaya ditunda untuk dikebumikan.

• Awas, Inilah 5 Kondisi yang Sebabkan Bau Mulut Selama Jalani Puasa Ramadhan

• BPBD Aceh Tengah: Banjir Bandang Terjang Tiga Lokasi, 57 Rumah Rusak, Lima Warga Luka

• Akibat Banjir Bandang, Jaringan Internet dan Telpon Sempat Putus Total di Wilayah Tengah

“Saya hanya dikabari, wanita tersebut sudah meninggal oleh suaminya. Namun, tidak jelaskan sebabnya, saya berpikir meninggal secara normal,” kata Keuchik Kamban Anwar Tahir kepada Serambinews.com, Rabu (13/5/2020) sore.

Disebutkan, lalu aparat desa mempersiapkan pelaksanaan Fardhu Kifayah. Setelah dishalatkan kemudian jenazah dibawa ke kuburan untuk dikebumikan.

“Saat hendak dikebumikan, tiba-tiba ada polisi yang menghubungi saya dan meminta ditunda dulu,” ujar Keuchik.

Sehingga Anwar mengaku terkejut. Lalu jenazah tersebut baru dibawa ke RSU Cut Meutia Aceh Utara untuk divisum.

“Saat itu warga baru mendengar informasi kalau wanita tersebut ditemukan meninggal dalam posisi tergantung,” katanya.

Namun, tidak diketahui penyebab wanita tersebut tergantung. Polisi juga membawa suami wanita tersebut ke mapolsek untuk dimintai keterangan.

“Padahal sudah hampir dikebumikan, tapi karena permintaan sehingga ditunda dulu,” ujar Keuchik. (*)