Breaking News

Bupati Aceh Tengah Batal Lapor Polisi, Wabup Bantah Ancam Bunuh

Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, batal atau menunda untuk melaporkan Wakil Bupati (Wabup), Firdaus, ke polisi terkait dugaan

Editor: bakri
Bupati Aceh Tengah Batal Lapor Polisi, Wabup Bantah Ancam Bunuh - bupati-aceh-tengah-shabela-abubakar-mendatangi-mapolres-aceh-tengah-jumat-1552020.jpg
For. Serambinews.com
Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar mendatangi Mapolres Aceh Tengah, Jumat (15/5/2020).
Bupati Aceh Tengah Batal Lapor Polisi, Wabup Bantah Ancam Bunuh - firdaus-wakil-bupati-aceh-tengah-kiri-bupati-aceh-tengah-shabela-abubakar-kanan.jpg
TribunNewsmaker.com Kolase/ Kompas.com/ Iwan Bahagia SP
Firdaus, Wakil Bupati Aceh Tengah (kiri), Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar (kanan)
Bupati Aceh Tengah Batal Lapor Polisi, Wabup Bantah Ancam Bunuh - wakil-bupati-aceh-tengah-firdaus.jpg
KOMPAS.com/ IWAN BAHAGIA SP
Wakil Bupati Aceh Tengah, Firdaus, saat ditemui Kompas.com dirumahnya, Kamis (14/5/2020) malam. (KOMPAS.com/ IWAN BAHAGIA SP)

TAKENGON - Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, batal atau menunda untuk melaporkan Wakil Bupati (Wabup), Firdaus, ke polisi terkait dugaan pengancaman. Untuk diketahui, Shabela pada Jumat (15/5/2020) sekitar pukul 17.00 WIB, mendatangi Mapolres Aceh Tengah. Tapi, ia datang bukan untuk membuat laporan ke polisi atas dugaan pengancaman atas dirinya disebut dilakukan oleh Wabup Firdaus.

Kehadiran Shabela Abubakar ke markas polisi itu ternyata untuk bertemu dengan Kapolres Aceh Tengah, AKBP Nono Suryanto, membahas tentang persiapan kunjungan Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, ke Aceh Tengah. “Tadi (kemarin-red), ada telepon bahwa Plt Gubernur akan berkunjung ke mari. Makanya, kami diarahkan untuk melakukan persiapan,” kata Shabela seusai melakukan pertemuan dengan Kapolres. 

Meski begitu, Shabela menegaskan, dirinya akan tetap membuat lapor resmi ke polisi terkait dugaan pengancaman terhadap dirinya yang dilakukan Wabup Firdaus. Namun, sambungnya, pelaporan itu masih ditunda. “Tadi (kemarin-red) belum resmi melapor. Tapi, kami akan tetap membuat pengaduan secara resmi kepada polisi. Untuk waktunya kapan, kita lihat saja nanti,” tegas Shabela Abubakar.

Ditanya tentang kemungkinan dilakukan upaya selain lewat proses hukum, Shabela menyatakan, peluang mediasi bisa saja dilakukan. Tapi, dengan catatan harus dimulai dari pihak Wabup Firdaus. “Kalau ada niat baik dari orang itu (Wabup-red), kita terima. Kalau tidak, saya tetap membuat pengaduan ke polisi,” ungkapnya.

Saat Shabela Abubakar berada di ruang kerja Kapolres Aceh Tengah hampir 1,5 jam, beberapa awak media sudah menunggu di lobi Mapolres. Mereka menunggu hasil pertemuan tersebut, walau akhirnya proses pelaporan dugaan pengancaman ditunda.  

Adanya rencana Shabela Abubakar untuk melaporkan Firdaus ke polisi, dilatarbelakangi oleh insiden yang terjadi pada Rabu (13/5/2020) malam, di Pendopo Bupati setempat. Ketika itu, Wabup Firdaus menyambangi Pendopo Bupati. Tidak seperti biasanya dan bahkan bukan untuk urusan kepentingan kegiatan pemerintahan, tapi kehadiran Firdaus terkesan ingin 'menyerang' Bupati Shabela Abubakar.

Menurut Shabela Abubakar, pada malam itu ia sempat dicecar dengan kalimat yang kurang pantas oleh Wabup Firdaus. Bahkan, kata Shabela, ia sempat mendengar kalimat bernada ancaman terhadap dirinya dan keluarga. “Saat dia (Firdaus-red) datang, sudah duluan marah-marah. Dia tanya masalah proyek. Saya nggak paham maksudnya proyek yang mana. Saya pun tidak tahu menahu soal itu,” ujar Shabela Abubakar.

Bantah ancam bunuh

Terpisah, Wabup Aceh Tengah, H Firdaus SKM, menuturkan, kemarahanya terhadap Bupati Shabela Abubakar, akibat akumulasi kekesalan yang sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir. Pasalnya, ia mengaku tidak pernah dilibatkan hampir dalam semua kegiatan pemerintahan.

“Saya ini wakil bupati, tapi sama seperti pengangguran. Alasannya, sampai sekarang dalam satu kegiatan pun saya tidak pernah dilibatkan oleh Bupati. Awalnya saya bisa sabar, lama-lama jengkel juga karena orang bertanya, Wakil Bupati apa kerjanya. Orang saya tidak dikasih kerja, jadi mau kerja apa,” kata Firdaus menjawab Serambi, Jumat (15/5/2020) tadi malam.

Firdaus menuturkan, kemarahannya kepada Bupati Shabela Abubakar, karena tidak dipenuhinya komitmen saat Pilkada lalu. Bahkan, sebutnya, hampir semua perjanjian tidak satupun dipenuhi oleh Bupati. “Mulai dari masalah pembahasan anggaran, mutasi pejabat, serta berbagai kegiatan lain, saya tidak pernah dilibatkan. Nanti, tiba-tiba sudah ada mutasi,” ungkapnya.

Puncak kekesalan itu, sambung Firdaus, saat diumumkan lelang proyek pembangunan di Aceh Tengah. Namun, katanya, kegiatan tersebut sama sekali tidak pernah diberitahu kepada dirinya, sehingga banyak pihak yang bertanya. “Banyak yang bertanya, masa Wakil Bupati tidak tahu. Justru orang lain sudah lebih tahu dulu. Inilah yang membuat kekesalan saya memuncak,” cerita Firdaus.

Dia mengakui, awalnya tak ada niat untuk meluapkan kemarahan kepada Bupati Shabela. Tapi, ketika Bupati dihubungi beberapa kali melalui telepon untuk menanyakan soal lelang proyek yang sudah diumumkan, namun tidak dijawab. “Makanya, malam itu saya datang langsung ke pendopo,” akunya.

Di pendopo Bupati, tambah Firdaus, dirinya meluapkan kemarahan kepada Bupati. Namun, ia mengaku tidak pernah mengeluarkan kalimat ancaman akan menghabisi Bupati. “Kalau marah memang benar, karena saat itu saya sedang emosi akibat tidak dianggap sama sekali oleh Bupati. Tapi, tidak ada kalimat ancaman yang sifatnya berlebihan,” sebut Firdaus.

Terkait keinginan sejumlah pihak agar masalah itu diselesaikan secara kekeluargaan, Firdaus tidak menolak asalkan Bupati memenuhi kewajibannya dengan menyelesaikan komitmen awal saat Pilkada. “Saran damai itu bagus. Tapi, Bupati harus penuhi semua janjinya. Tidak usah harus 100 persen, 30 persen saja sudah bisa. Jangan nanti, justru saya lagi yang dirugikan,” jelasnya.

Di sisi lain, Firdaus juga tidak menolak jika kasus tersebut harus berakhir di ranah hukum sesuai dengan yang disampaikan Bupati Shabela Abubakar, yang berencana melaporkannya ke pihak berwajib terkait dugaan pengancaman. “Kalau dilapor ke polisi, tidak apa-apa tetap saya ikuti. Tapi, saya juga tidak tinggal diam dan akan mencari juga kelemahan Bupati,” pungkasnya. (my)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved