Usman dan Rabumah, Pasangan Lansia Hidup Berdampingan dengan Risiko Banjir

"Kini, banjir kembali terjadi. Lagi-lagi Usman dan Rabumah tidak bisa mengevakuasi diri. Pasangan lansia ini hanya pasrah menunggu keajaiban."

SERAMBINEWS.COM - Rumah Usman Isya (71) dan istrinya Rabumah (69) hanya terpaut 10 meter dengan bibir sungai di Gampong Dayah Usen, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya.

Ketika banjir bandang 2009, warga sempat mengira keduanya sudah terbawa hanyut. Tidak ada warga yang berani mengevakuasi pasangan lansia ini akibat kencangnya arus sungai. Setelah air surut, warga bergegas mengecek rumah mereka. Kosong. Saat dipanggil, tak ada jawaban.

“Alhamdulillah, esok harinya mereka baru diketahui selamat setelah berlindung di loteng rumah. Akibat syok mereka tidak bisa menyahuti panggilan warga. Ditambah lagi kondisi Usman yang mengalami gangguan pendengaran.”

Kini, banjir kembali terjadi di kampung mereka. Lagi-lagi Usman dan Rabumah tidak bisa mengevakuasi diri akibat terjebak di rumah mereka yang agak terpisah dengan rumah warga lainnya. Tiba-tiba saja mereka melihat luapan air sungai sudah memenuhi halaman rumah.

• Banjir Terparah di Kecamatan Matangkuli, Ini 12 Desa Terendam, Dampak Meluapnya Air Krueng Keureuto

• Pemerintah Aceh Salurkan Bantuan Masa Panik untuk Korban Banjir Pidie Jaya

• VIDEO - PT Trans Continent Tarik Alat Kerja Dari Kawasan Industri Aceh, Ini Pernyataan Ismail Rasyid

Secara fisik, Rabumah hanya mampu berjalan jongkok. Matanya juga sudah rabun. Fisik suaminya juga semakin lemah. Karena itu pula mereka tak punya pilihan kecuali menunggu keajaiban di rumah.

Setidaknya, 10 kampung di Kecamatan Meurah Dua dan Meureudu terendam air berwarna coklat kental. Sejumlah kampung dibalut lumpur tebal setelah air surut, termasuk Dayah Usen. 

Sabtu sore, 16 Maret 2020, Usman dan Rabumah tampak terharu menerima kedatangan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Pidie Jaya – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh guna menyerahkan paket sembako kepada warga kurang mampu terdampak banjir. Bantuan tersebut berasal dari ACT dan hasil pengumpulan donasi oleh Pemuda Peduli Sesama (P2S).

• Arab Saudi Tingkatkan Tiga Kali Lipat Tes Covid-19 Harian,  Korban Capai 54.752 Orang

Tgk Syakban, salah satu warga Dayah Usen yang sesekali menjenguk kondisi Usman dan Rabumah, menuturkan, suami istri tersebut berasal dari keluarga kurang mampu. Bila pun mereka ingin membangun rumah lain agar jauh dari pinggiran sungai, itu juga tidak mungkin.

Usman satu-satunya tulang punggung keluarga. Meskipun berusia senja, Usman tetap bertani dan berkebun. Pendapatannya sangat terbatas untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

“Pak Usman agak sulit diajak berbicara karena pendengarannya sudah terganggu,” ungkap Tgk Syakban.

Menurut Keuchik Dayah Usen, Husain Yusuf, warga memang sangat membutuhkan bantuan sembako mengingat kondisi warga belum sepenuhnya dapat beraktifitas normal.

• Viral Video Cara Tenaga Medis Berbuka Puasa Dengan APD Masih Melekat di Badan, Warganet Sedih

Ketua MRI Pidie Jaya – ACT Aceh, Muyassir memaparkan, bantuan kemanusiaan berupa sembako didistribusikan juga kepada warga terdampak banjir di kampung lain. Ia berharap bantuan tersebut bisa meringankan beban kebutuhan sehari-hari warga terdampak banjir.

“Insya Allah, MRI Pijay – ACT Aceh masih akan menyalurkan sejumlah paket bantuan kepada warga terdampak banjir,” kata Muyassir.

Muyassir mengimbau warga tetap waspada banjir susulan. Hal ini mengingat kondisi Aceh secara keseluruhan masih berpotensi turunnya hujan berintensitas tinggi.