Viral Medsos
Viral Eksperimen Covid-19 di Jepang, Virus Dengan Mudah Tersebar di Meja Prasmanan dan Kapal Pesiar
Potongan video itu menunjukkan eksperimen bagaimana virus dapat tersebar dalam waktu 30 menit melalui interaksi & benda-benda yang berada disekitarnya
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM – Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, pemerintah telah menganjurkan masyarakatnya untuk melakukan tindakan pencegahan sejak dini.
Mulai dari anjuran untuk menghindari keramaian publik, menggunakan masker saat keluar rumah dan menjaga kebersihan tangan dengan menggunakan hand sanitizer.
Anjuran itu semata-mata dilakukan hanya untuk mencegah penularan virus corona.
Beberapa upaya pun telah dilakukan dari berbagia negara untuk melihat bagaimana penularan virus ini terjadi, salah satunya adalah negara Jepang.
• Video Detik-Detik Mayat ABK asal Indonesia di Buang ke Laut, Alami Siksaan di Kapal China
Melalui video yang baru-baru ini viral di media sosial, video berdurasi 35 detik yang di unggahan akun twitter, @Johnny_suputama, (8/5/2020).
Hingga kini, video eksperimen tersebut telah ditonton 14,2 juta kali tayangan, 45,3 ribu retweet dan lebih dari 71,5 rb suka dari para pengguna twitter.
• VIDEO - Setelah Viral Boleh Minum Saat Puasa, Bocah Ini Minta Maaf, Endingnya Bikin Ngakak
Adapun potongan video itu menunjukkan eksperimen bagaimana penyebaran virus dapat tersebar dengan cepat.
Dalam video tersebut, terlihat pembawa acara televisi asal Jepang yang populer di jaringan NHK melakukan percobaan sederhana.
Percobaan itu dilakukan untuk mengetahui seberapa mudah virus dapat ditularkan melalui cairan tubuh, dalam hal ini ludah dan tetesan batuk dari manusia.
• Pandemi Covid-19 Rusak Pasaran Mobil Bekas di Banda Aceh dan Aceh Besar, Penjualan Anjlok 60 Persen
NHK melakukan percobaan untuk melihat bagaimana kuman menyebar di prasmanan pelayaran di atas kapal pesiar.
Beberapa ahli yang melakukan percobaan tersebut mengatakan penggunaan kapal pesiar dianggap sebagai penularan wabah corona Covid-19 lebih cepat tersebar.
Percobaan itu dilakukan dengan sepuluh orang yang sedang berkumpul mengelilingi meja prasmanan di sebuah ruangan yang didesain seperti kapal pesiar.
• Viral Video Perbincangan Anak Perempuan dan Ayah Mengenai Nama Hewan, Bapaknya Harus Mengalah
Salah satu tangan dari mereka dioleskan dengan cairan yang dilapisi cat fluorescent, cairan itu berfungsi untuk mensimulasikan tetesan batuk dari seseorang yang sudah terinfeksi.
Cairan itu kemudian terlihat dioleskan sebelum mereka diizinkan untuk mengambil makanan di prasmanan dan berinteraksi satu sama lain.
Setelah 30 menit, kru studio kemudian mematikan lampu, dan hasilnya sangat mengejutkan.
• Nenek Tanpa Identitas Berkeliaran di Simpang Keuramat, Bicaranya Ngawur, Mungkin Keluarga Anda?
Sebagian besar permukaan tangan dan wajah peserta terlihat cat fluorescent yang telah berpindah ke setiap individu, dan sebagian besar berada di wajah mereka.
Hal itu menunjukkan di mana 'tetesan batuk' dari individu yang terinfeksi berhasil dipindahkan ke beberapa orang lainnya.
Perpindahan cat fluorescent yang disimulasikan sebagi tetesan batuk ternyata dengan sangat cepat menyebar melalui benda yang telah dipegang oleh orang yang terinfeksi sebelumnya.
• Viral Video Cara Tenaga Medis Berbuka Puasa Dengan APD Masih Melekat di Badan, Warganet Sedih
Tetesan batuk yang disimulasikan dengan cat fluorescent terlihat sangat jelas saat cahaya residu dihidupkan.
Tampak seperti bagian-bagian putih yang telah menutupi beberapa bagian tubuh peserta, seperti wajah, tangan dan benda-benda di atas meja prasmanan seperti sendok dan piring.
Selain itu, dikutip dari Kompas.com, menurut ahli Mikrobiologi dari LIPI Sugiyono Saputra, penyebaran COVID-19 bisa lebih cepat terjadi di kapal pesiar.
• Komisi I DPRA Berkunjung ke Subulussalam, Ini Agendanya Terkait Covid-19
Karena kondisi di dalam ruangan yang tidak terpapar panas membuat ketahanan virus menjadi lebih tinggi.
Kemungkinan jika di dalam ruangan, kata dia, dengan faktor kelembaban akan memungkinkan virus bertahan lebih lama ditambah juga ketiadaan paparan sinar ultraviolet yang bisa membantu mematikan virus.
Dia tidak memungkiri adanya kemungkinan mutasi dari COVID-19, tapi hal tersebut memerlukan pembuktian dengan penelitian dan pengujian.
Mengingat hasil percobaan yang sederhana namun tidak kalah efektif, mungkin ini ide yang sangat baik untuk menghindari prasmanan dan tempat-tempat keramaian pada saat pandemi sekarang ini. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
• Pos SAR Meulaboh Hentikan Pencarian Korban Tenggelam di Krueng Woyla, Ini Alasannya