Meugang di Abdya
Meugang di Abdya, Harga Daging Melambung Rp 200.000 Per Kg, Bengini Sikap Masyarakat
Hari meugang ditandai dengan kegiatan penyembelihan hewan ternak dalam jumlah besar, terutama ternak kerbau dan sapi oleh para pedagang untuk memenuh
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Zainun Yusuf I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE – Hari meugang menyambut Idul Fitri 1441 H/2020 M di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dilaksanakan Sabtu (23/5/2020).
Hari meugang ditandai dengan kegiatan penyembelihan hewan ternak dalam jumlah besar, terutama ternak kerbau dan sapi oleh para pedagang untuk memenuhi permintaan daging yang melonjak drastis.
Seperti meugang Ramadhan, pelaksanaan meugang menyambut Idul Fitri kali ini, kegiatan penyembelihan hewan ternak tidak dilakukan di bantaran aliran Krueng Beukah, Kecamatan Blangpidie, pusat penyembelihan ternak meugang sangat melegenda di Abdya.
Penyembelian ternak tidak juga dilakukan di Lapangan Bola Kaki Seuneulop, Kecamatan Manggeng, lokasi Tanjung Bunga, Kecamatan Tangan-Tangan dan Padang Sikabu, Kecamatan Kuala Batee.
Pemotongan ternak meugang hari meugang sambut lebaran 1441 H di Abdya, Sabtu (23/5/2020), dilaksanakan di lingkungan gampong/desa masing-masing, kemudian daging ternak dijual secara terpisah di lokasi pinggir Jalan Nasional atau Jalan Desa setempat.
Hal ini setelah Bupati Abdya mengimbau para pedagang agar pemotongan ternak kebutuhan meugang tidak di tempat-tempat keramaian seperti biasanya.
Hal ini berdasarkan imbauan Bupati Abdya Nomor 450/535/2020 tanggal 18 Mei 2020 tentang Pelaksanaan Meugang Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 23 Mei 2020.
• Jelang Lebaran, Tujuh Orang di Aceh Tamiang Justru Diamankan WH karena Makan dan Merokok di Warung
• BMKG Imbau Warga Waspada Angin Kencang dan Gelombang Tinggi di Barat Selatan Aceh
• Jelang Lebaran, Disperindag Aceh Singkil Gelar Operasi Pasar dengan Gula Murah
Imbauan Bupati Abdya itu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2020 tenggal 31 Maret 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) dan Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19.
Karena kegiatan pemotongan ternak kebutuhan meugang dilaksanakan di gampong/desa sehingga suasana bantaran aliran Krueng Beukah, Blangpidie yang pada hari meugang berubah seperti lautan manusia, pada hari meugang Idul Fitri, Sabtu (23/5/2020) justru kosong melompong.
Pemadangan sepi juga terlihat di Lapangan Bola Kaki Seuneulop, Kecamatan Manggeng, lokasi Tanjung Bunga, Kecamatan Tangan-Tangan dan Padang Sikabu, Kecamatan Kuala Batee. Terelebih lagi di sejumlah tempat kawasan Manggeng dan Tangan-Tangan dikepung banjir luapan, Jumat malam.
Kebijakan ini mengakibatkan lokasi pemotongan dan penjualan daging meugang terpencar-pencar di sepanjang Jalan Nasional dan Jalan Desa di Abdya.
Di Kecamatan Blangpidie, misalnya, penjualan daging kerbau dan sapi di sejumlah titik. Di pinggir Jalan Persada Desa Keude Siblah dan Jalan Iskandar Muda Desa Geulumpang Payong, Jalan At-Taqwa (Jalan Manyang).
Namun ada juga yang memotong dan menjual daging ternak di kandang ternak dekat kepala jembatan Krueng Beukah.
Sementara di Kecamatan Susoh, lokasi penjualan daging ternak di tepi Jalan Letkol BB Djalal, Desa Padang Hilir dan Desa Pantee Perak dan Desa Pawoh.
Harga tetap melambung
Harga daging kerbau dan sapi yang ditawar pedagang, Sabtu pagi masih tetap melambung mencapai Rp 200.000 per kg. Hanya satyu dua pedagang menjual Rp 190.000 per kg baik daging kerbau dan sapi. Tingkat harga yang melambung terus bertahan hingga Sabtu siang.
Harga daging meugang Idul Fitri mencapai Rp 200.000 per kg, lebih tinggi dari meugang menyambut Ramdhan lalu awalnya dijual Rp 180.000 per kg. Kemudian turun menjadi Rp 180.000 per kg baik daging kerbau maupun sapi.
Nasir, salah seorang pedagang ditanyai Serambinews.com menjelaskan, harga daging meugang kali ini mencapai Rp 200.000 per kg lantaran modal awal ternak sangat tinggi.
“Taksiran daging hidup saja sudah mencapai kisaran Rp 180.000 sampai Rp 190.000 per kg,” katanya. Menurut Nasir, harga daging hari meugang sulit diturunkan jika harga ternak yang dibeli para pedagang masih sangat mahal.
Harga daging yang melonjak rata-rata Rp 200.000 per kg juga dipasarkan di Manggeng, Tangan-Tangan, Kuala Batee dan Babahrot.
Amatan Serambinews.com, kendati harga daging melonjak, masyarakat tetap membeli masyarakat, mekipun hanya satu kilogram. Ini dilakukan karena sudah menjadi tradisi bahwa harus konsumsi daging pada hari meugang, terlebih lagi jika ada anggota keluarga yang mudik dari luar daerah.
Ada informasi, tingginya harga daging karena jumlah ternak yang dipotong terbatas atau di bawah 150 ekor. Namun hal ini tidak diperoleh konfirmasi dari instansi berkopenten.
Soalnya, Kabid Perternakan pada Dinas Pertanian dan Pangan Abdya, drh Laili Suheri tidak berhasil dihubungi hingga Sabtu siang. Sehingga tidak diketahui data jumlah ternak yang disembelih oleh para pedagang dan masyarakat di seluruh kawasan Kabupaten Abdya.(*)