Luar Negeri

AS Segera Usir Mahasiswa Cina di Negaranya

Amerika Serikat akan mengambil tindakan tegas terhadap mahasiswa Cina yang belajar di negaranya.

Editor: M Nur Pakar
AFP / File / Brendan Smialowski
Presiden AS Donald Trump akan mengadakan konferensi pers hari Jumat (29/5/2020) tentang nasib mahasiswa Cina di negaranya. 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat akan mengambil tindakan tegas terhadap mahasiswa Cina yang belajar di negaranya.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan pengumuman akan segera dikeluarkan oleh Presiden AS, Donald Trump.

"TIndakan itu untuk mencegah dugaan spionase yang dilakukan oleh mahasiswa Cina," kata Pompeo dal konferesi pers, Kamis (28/5/2020) malam.

Trump sebelumnya mengatakan akan menggelar konferensi pers Jumat (29/5/2020) tentang Cina.

Dilansir AFP, Jumat (29/5/2020), hal itu terjadi tengah meningkatnya ketegangan antara kedua kekuatan dunia, termasuk mengenai status Hong Kong dan pandemi virus Corona baru.

Ditanya tentang laporan The New York Times bahwa Trump sedang mempertimbangkan untuk mengusir ribuan mahasiswa pascasarjana, Pompeo menjawab:

"Mahasiswa Cina tidak boleh berada di sini untuk sekolah. karena terus memata-matai kita."

"Kami tahu tantangan ini. Presiden Trump, saya yakin, akan mengambilnya," kata Pompeo kepada Fox News.

Dia menolak mengatakan apakah tindakan akan diumumkan Trump pada Jumat pagi.

"Kami memiliki kewajiban, kewajiban untuk memastikan mahasiswa yang datang ke sini untuk belajar ... tidak bertindak atas nama Partai Komunis Tiongkok," kata Pompeo.

The New York Times melaporkan Trump sedang mempertimbangkan membatalkan visa untuk ribuan mahasiswa pascasarjana yang terkait dengan militer Cina.

Langkah ini pasti akan menuai kritik dari universitas, yang semakin bergantung pada biaya kuliah dari mahasiswa asing.

Cina dan India merupakan sumber terbesar, dan telah terpukul keras oleh penutupan akibat COVID-19.

Aktivis Asia-Amerika telah lama menyuarakan keprihatinan penargetan mahasiswa Cina berdampak pada komunitas mereka sendiri.

Bahkan, warga AS keturunan Asia juga dicurigai sebagai mata-mata negaranya.

Donald Trump Ancam Tindak Keras Cina, Jika Serang Demonstran Hong Kong

Donald Trump Tuduh Cina Sebagai Pembunuh Massal, Virus Corona Ancam Penduduk Dunia

Ketua DPR AS Sebut Presiden Donald Trump Gendut

"Ini bukan ketakutan ini bukan rasis. Orang-orang Cina adalah orang-orang hebat," kata Pompeo ketika ditanya tentang keprihatinan tersebut.

"Ini seperti zaman Uni Soviet. Ini adalah rezim komunis, tirani yang menimbulkan risiko nyata bagi Amerika Serikat," katanya.

Trump, dalam sambutannya kepada wartawan, menolak untuk mempratinjau konferensi pers pada Jumat, tetapi mengatakan, "Kami tidak senang dengan Cina."

Konferensi pers akan datang dua hari setelah Pompeo menyatakan kepada Kongres bahwa Hong Kong tidak lagi otonom dari Cina,.

Seperti yang dijanjikan oleh Beijing sebelum Inggris menyerahkan koloninya pada tahun 1997.

Cina telah mensahkan undang-undang keamanan yang menurut para aktivis Hong Kong akan mengakhiri kebebasan.

Washington dan Beijing sudah berselisih soal tanggung jawab atas pandemi coronavirus, yang berasal dari Cina tetapi telah menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan kerusakan di Amerika Serikat.

Para kritikus domestik menuduh Trump salah kelola dan mengatakan 100.000 kematian di AS.

Ditambah pengangguran besar-besaran adalah hasil dari respons federal yang lambat dan tidak merata terhadap penyebaran virus di seluruh wilayah.

Tetapi Trump tetap menyalahkan krisis dari Cina dan untuk waktu yang lama bersikeras menyebut penyakit COVID-19 sebagai "virus Cina."

Dia telah mengancam akan memotong dana AS untuk Organisasi Kesehatan Dunia, menuduh badan PBB bias terhadap Beijing dan membantu dalam menutup-nutupi kasus di Cina.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved