Luar Negeri

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin: Mahathir Mohammad Tidak Dipecat, Tapi Apa?

Akan tetapi menurut Muhyiddin, lima orang itu secara otomatis kehilangan keanggotaan mereka ketika mereka memilih untuk berada di antara kubu oposisi

Editor: Faisal Zamzami
FAZRY ISMAIL/EPA-EFE
Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin (kiri), berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Economic Action Council (EAC), di Kantor Perdana Menteri, Putrajaya, Malaysia, Senin (16/3/2020).(FAZRY ISMAIL/EPA-EFE) 

Mahathir Mohammad Janji Tantang Keputusan Pemecatan dari PM Muhyiddin

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Dr Mahathir Mohammad pada Jumat (29/5/2020) berjanji akan menantang pemecatannya yang tak terduga dari partai Bersatu, partai yang dia dirikan bersama pada 2016.

Eks PM itu juga mempertanyakan posisi legal yang kini diampu Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin sebagai pemimpin Partai Bersatu.

Dilansir Arab News, dalam sebuah pernyataan pada Kamis (28/5/2020), Partai Bersatu mengatakan kalau keanggotaan Mahathir di partai itu telah 'dicabut dengan segera'.

Sehari setelahnya, Mahathir membagikan sebuah pesan di media sosial dari kantor partai dan mengatakan, "Saya berada di markas Bersatu. Mereka bilang ingin mengeluarkan saya. Saya tunggu di kantor."

Selama konferensi pers di gedung yang sama pada Jumat, Mahathir mengatakan, "Saya masih menjadi pemimpin Bersatu, tolong ingat itu, karena ketika mereka ingin mencopot saya (dari partai) itu tidak sah."

Anggota parlemen lain juga mengalami pemecatan seperti Mahathir.

Di antaranya, putra dari Mahathir sendiri, Mukhriz Mahathir, eks menteri pemuda dan olah raga Malaysia, Syed Saddiq Abdul Rahman dan eks menteri pendidikan Malaysia, Maszlee Malik serta Amiruddin Hamzah.

Mahathir masih mempertanyakan keabsahan surat penghentiannya yang dikirim dari sekretaris eksekutif Muhammad Suhaimi Yahya, yang mengatakan bahwa Mahathir telah dicopot dari posisi pemimpin Partai Bersatu karena telah berada di pihak oposisi selama rapat parlemen pada 18 Mei.

Muhammad Suhaimi mengklaim bahwa Mahathir duduk di blok oposisi dan bukan bersama blok Perikatan Nasional, blok yang dipimpin oleh presiden Bersatu, Muhyiddin Yassin.

Namun Mahathir menjawab, "di mana Anda duduk (di parlemen) itu tidak menyebabkan Anda dipecat," dia juga meyakini bahwa dirinya tidak melanggar aturan konstitusi partai.

Keretakan di dalam kubu Bersatu dimulai pada akhir Februari ketika partai itu terpisah menjadi dua kubu, Mahathir dan Muhyiddin.

Buntut dari pekan-pekan politik yang tegang setelah pengunduran diri Mahathir dan penunjukkan Muhyiddin Yassin sebagai penggantinya di posisi Perdana Menteri.

Mahathir mengecam bahwa rapat parlemen pada 18 Mei merupakan rapat sandiwara di mana satu-satunya orang yang boleh berbicara hanyalah Raja Malaysia.

"Kami tidak diberi hak berbicara di parlemen," kata Mahathir, dia menambahkan bahwa pengaturan tempat duduk saat parlemen berlawanan dengan demokrasi negara.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved