Video
VIDEO - Siapa Sebenarnya George Floyd, Hingga Picu Demonstrasi di Amerika
Pria kulit hitam itu meninggalkan Houston untuk memulai kehidupan baru di Minneapolis, tapi ternyata di situ pula ia menemui ajalnya secara tragis.
Penulis: Cut Muhammad Habibi | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM, MINNEAPOLIS - George Floyd di lingkungannya dikenal sebagai pria besar ala "raksasa" yang baik hati dan penyayang.
Hal tersebut diakui tidak hanya oleh keluarganya sendiri, tapi juga orang-orang di sekitarnya.
Pria kulit hitam itu meninggalkan Houston untuk memulai kehidupan baru di Minneapolis, tapi ternyata di situ pula ia menemui ajalnya secara tragis.
George Floyd tewas usai lehernya ditindih lutut polisi, ketika ia tiarap dan sedang diamankan.
Pria dengan tinggi 2 meter itu ditangkap dengan tuduhan memakai uang palsu untuk bertransaksi di toko kelontong.
Insiden pembunuhan ini lalu memantik demonstrasi besar-besaran di Amerika Serikat (AS) dengan mengangkat isu rasialisme.
• Pasien Reaktif yang Meninggal di RSU Cut Meutia Ternyata Negatif Covid-19
• Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin: Mahathir Mohammad Tidak Dipecat, Tapi Apa?
• Akhirnya China Akui Virus Corona Bukan dari Pasar Hewan: Pasar Lebih Seperti Korban
George Floyd (46) pindah dari utara lalu mendapat pekerjaan sebagai sopir truk.
Kemudian baru-baru ini dia bekerja sebagai petugas keamanan di restoran Conga Latin Bistro, sebelum bisnis itu sepi karena aturan Minnesota agar warga tetap di rumah.
Orang lain yang akrab dengan Floyd menggambarkannya berani mengambil risiko untuk memperbaiki hidupnya.
Setelah lehernya ditindih lutut polisi Derek Chauvin dan kejadiannya direkam di video, Floyd pun pergi untuk selamanya.
Leher George Floyd ditindih lutut polisi yang menyekapnya. Ia tiarap, diborgol, dan tidak membawa senjata.
"Tolong, tolong aku tidak bisa bernapas," ujar Floyd lirih dalam video yang viral.
BACA SELENGKAPNYA: https://bit.ly/2Apfp97