Breaking News

Ekosistem Danau

Akademisi Unsyiah dan Universitas Gajah Putih Ikuti FGD Penyelamatan Ekosistem Danau

FGD virtual tersebut dijadwalkan pada 10 Juni 2020, berlangsung selama sehari penuh, mulai pukul 08.30 WIB.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
For Serambinews.com
Dr Monalisa, akademisi Unsyiah. 

Laporan Fikar W Eda I Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Focus Group Discusion (FGD) membahas penyelamatan ekosistem danau.

Dari Aceh diwakili tiga orang yakni akademisi yaitu Dr Monalisa SP, MSi dari Unsyiah Banda Aceh dan Dr Ridwan Iriadi dari Universitas Gajah Putih Takengon.

Keduanya adalah akademisi yang tergabung dalam FORMADAN (Forum Danau Nusantara) Perwakilan Aceh.

Seorang lagi Dr rer nat Siswandi Sari Nurfadillah SSi, MSi juga dari Unsyiah.

FGD virtual tersebut dijadwalkan pada 10 Juni 2020, berlangsung selama sehari penuh, mulai pukul 08.30 WIB.

Narasumber dalam acara ini adalah Direktur Pengendalian Kerusakan Perairan Darat, Ditjen PDASHL KLHK, Direktur Pencegahan Dampak LH Kebijakan Wilayah dan Sektor, Ditjen PKTL KLHK, Kepala Pusat Penelitian Limnoloi LIPI, Dr Budi Kurniawan (Direktorat Pengendalian Pencemaran Air, Ditjjen PPKL, KLHK), Dr Luthfi Muta’ali (Pakar Pengembangan Wilayah UGM) dan Moderator Forum Penyelamatan Danau Nusantara (FORMADAN).

Dr Monalisa menyampaikan, keikutsertaan wakil Aceh diharapkan memberi dampak bagi kelestarian ekosistem danau yang ada di Aceh.

Bupati Nagan Raya Tinjau Saluran Irigasi Rusak Pascadigerus Erosi

Personel Polres Simeulue Jalani Rapid Test Covid-19 Selama Dua Hari, Ini Hasilnya

Heboh Anggota Parlemen Eropa Hanya Pakai Celana Dalam Saat Rapat Dengan Komite Parlemen Eropa

Di Provinsi Aceh terdapat dua danau besar, Danau Aneuk Laot di Sabang dan Danau Laut Tawar di Aceh Tengah.

Dua danau itu merupakan bagian dari 840 danau besar dan 735 danau kecil yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Dr Monalisa menyebutkan, danau di Indonesia menyimpan ekosistem yang sangat kaya, bentuk dan karakteristik yang sangat beragam, keanekaragaman hayati yang tinggi, sumber air yang sangat potensial, serta kondisi sosial budaya yang diwarnai kearifan lokal.

"Danau di Indonesia memiliki multifungsi mulai dari sumber air minum, irigasi, perikanan, transportasi, pembangkit listrik, pariwisata, hingga pusat tumbuh budaya dan kearifan. Secara ekologis, fungsi danau sangat penting antara lain sebagai penyimpan air, pengatur iklim mikro, habitat keanekaragaman hayati, serta pengatur keseimbangan ekosistem dan kehidupan biota. Namun, pemanfaatan danau dan daerah tangkapan airnya yang kurang memperhatikan lingkungan telah mengakibatkan terjadinya kerusakan ekosistem danau, antara lain peningkatan sedimentasi, peningkatan intensitas banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau, penurunan kualitas air, penurunan keanekaragaman hayati, dan penurunan produktifitas perikanan," ujarnya.

FGD tersebut dimaksudkan untuk membangun kesepahaman dan kesepakatan mengenai makna, urgensi penerapan, dan metode penyelamatan ekosistem danau,dan terwujudnya komitmen penyelamatan ekosistem danai.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved