10 Tahun Mangkatnya Hasan Tiro, Doa dan Munajat untuk Sang Wali

Kemarin, tepat 10 tahun Dr Tgk Muhammad Hasan Di Tiro meninggal dunia. Tanggal 3 Juni 2010 yang kala itu jatuh pada hari Kamis

Editor: bakri
SERAMBI/HANDOVER
Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), Muzakir Manaf atau Mualem memberi sambutan seusai doa bersama pada peringatan 10 tahun meninggalnya Deklarator GAM, Tgk Muhammad Hasan Di Tiro, di Kantor DPA Partai Aceh di Banda Aceh, Rabu (3/6/2020). 

Kemarin, tepat 10 tahun Dr Tgk Muhammad Hasan Di Tiro meninggal dunia. Tanggal 3 Juni 2010 yang kala itu jatuh pada hari Kamis, menjadi hari terakhir kebersamaan Dr Tgk Muhammad Hasan Di Tiro dengan rakyat Aceh. Deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang juga tokoh kunci perdamaian Aceh ini meninggal dunia setelah 12 hari menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.

Pada peringatan meninggalnya Muhammad Hasan Di Tiro tahun ini, Komite Peralihan Aceh (KPA) beserta Partai Aceh tak membuat peringatan atau doa bersama dengan mengundang jumlah massa yang banyak. Tak diketahui pasti apakah karena kondisi Aceh yang sedang dilanda pandemi atau ada alasan tertentu lainnya.

Ketua KPA Pusat, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem saat dikonfirmasi Serambi kemarin mengatakan, pihaknya tetap menggelar doa bersama. Doa dibuat kecil-kecilan di Kantor Pusat KPA yang juga menjadi Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Aceh (DPA-PA), di Banda Aceh.

Mualem dan beberapa peninggalan eks kombatan GAM lainnya turut hadir. Mereka larut dalam doa dan munajat untuk 'Sang Wali'. "Sudah kita gelar doa bersama tadi, memang kecil-kecilan saja di kantor partai. Kita juga ada sampaikan kepada semuanya di seluruh Aceh untuk menggelar doa bersama tersebut," kata Mualem.

Mualem menegaskan, peringatan meninggalnya almarhum Tgk Muhammad Hasan Di Tiro tak perlu diukur besar dan kecil. Yang penting, kata Mualem, semua amanah yang pernah disampaikan almarhum terus dijalankan hingga saat ini.

"Selalu kita mendoakan beliau. Dan hari ini kita masih menjalankan semua amanah beliau. Apa yang telah disampaikan beliau di masa lalu masih melekat di ingatan kita hari ini. Kita tetap menjaga perdamaian ini. Semangat beliau 100 persen masih ada di kita, semua amanah kita jalankan," pungkas Mualem.

Perginya Sang Deklarator GAM

Deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang juga tokoh kunci perdamaian Aceh, Dr Tgk Muhammad Hasan Di Tiro, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, pada hari Kamis tanggal 3 Juni 2010 sekitar pukul 12.15 WIB. Pria kelahiran Tanjong Bungong, Pidie, 25 September 1925 ini, menghembuskan napas terakhir pada usia 85 tahun.

Ketua tim dokter yang kala itu menangani perawatan Hasan Tiro di RSUZA, dr Andalas SPOG mengatakan, tokoh yang akrab disapa dengan panggilan Wali itu meninggal dunia setelah drop jantung akibat komplikasi penyakit yang dideritanya, terutama infeksi saluran pernapasan lan paru-paru. "Beliau meninggal sekitar pukul 12.15 WIB,” kata Andalas seperti dimuat Harian Serambi Indonesia, edisi Jumat 4 Juni 2010.

Menurut Andalas, tekanan jantung Hasan Tiro menjelang meninggal kondisinya memang sudah sangat parah, jantungnya drop berkali-kali dan tidak bisa ditolong lagi dengan alat bantu. "Bahkan, sehari sebelumnya, tekanan jantung beliau sempai berhenti sampai empat kali. Tapi masih bisa ditolong pakai alat bantu," katanya.

Menurut Andalas, ketika meninggal dunia, Hasan Tiro selain sedang ditangani tim dokter, juga didampingi keluarga dekat dan mantan petinggi GAM, seperti Malik Mahmud dan Zaini Abdullah. "Saat meninggal, beliau tampak tersenyum yang bisa dimaknai sebagai satu pertanda baik bagi almarhum," tambah Andalas.

Tgk Hasan Tiro dimakamkan di kompleks pemakaman Pahlawan Nasional Tgk Chik Tiro, yang merupakan kakeknya, di Desa Lamgleumpang, Kemesjidan Meureu, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar.(dan/nal)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved