Warga Kembali Tolak Rapid Test, Blokade Jalan dan Teriaki Petugas Medis
Sebuah peristiwa penolakan warga akan kedatangan petugas medis kembali terjadi di Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala, Makassar, Sabtu (6/5/2020).
Dari angka tersebut, sebanyak 517 di antaranya masih dirawat, 451 sembuh, dan 78 meninggal dunia.
Selain kasus positif, pasien PDP Covid-19 yang masih dirawat di Makassar ada 366 orang. Sementara untuk angka orang dalam pemantauan ada 139 orang.

Kasus penolakan terhadap rapid test juga terjadi sebelumnya.
Puluhan warga di kawasan Silale, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, menggelar aksi demo menolak kegiatan rapid test.
Seperti diilansir dari Kompas.com (4/6/2020), petugas medis dari Kota Ambon rencananya akan melakukan rapid test kepada salah satu keluarga di kelurahan tersebut.
Namun saat sampai di lokasi, warga membentangkan sejumlah pamflet berisi kecaman dan penolakan terhadap rencana rapid test salah satu keluarga di kelurahan tersebut.
Salah satu pamflet yang dibentangkan warga itu bertuliskan “jangan karena uang rakyat dikorbankan, hentikan sandiwara ini”.
Selain membentangkan pamflet dan berorasi melakukan penolakan, warga juga menghadang kedatangan tenaga medis di kawasan itu dengan memblokade lorong masuk menuju rumah keluarga yang akan menjalani rapid test.
Menurut ketua RT setempat, Ruslan Abdul Gani aksi tersebut sengaja dilakukan sebagai bentuk protes lantaran salah satu warga disana yang menjalani karantina hingga kini belum juga dikembalikan.
“Namanya A, sudah 21 hari dikarantina tapi belum pulang padahal kondisinya sangat sehat, lalu tiba-tiba tenaga medis dari Kota Ambon mau lakukan rapid test kepada keluarganya di sini, jadi warga menolak,” kata Abdul Gani, Kamis.
Dia menyebut, A sebelumnya dinyatakan reaktif saat menjalani rapid test di Pasar Mardika lebih dari dua pekan lalu.
Saat itu, A langsung dikarantina di salah satu hotel di Ambon, petugas medis kemudian mengambil sampel tenggorokan untuk diuji.
“Tapi hasil swab belum keluar sampai saat ini, dan mereka mau melakukan rapid test di sini,” ujar dia.
Sementara, AA, salah satu anak A yang juga ikut dalam aksi tersebut mengaku ia menolak ikut rapid test karena hasil swab ayahnya hingga saat ini tidak juga keluar.
Dia menyebut, petugas medis telah menghubunginya beberapa kali untuk melakukan rapid test.