Warga Segel Kantor Keuchik, Terkait Pengelola Dana Desa dan Penyaluran BLT-DD
Puluhan warga melakukan aksi penyegelan terhadap Kantor Keuchik Kedai Susoh, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya (Abdya)
BLANGPIDIE - Puluhan warga melakukan aksi penyegelan terhadap Kantor Keuchik Kedai Susoh, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya (Abdya), Minggu (7/6/2020) sore. Tindakan tersebut merupakan puncak kekesalan dan kekecewaan warga terhadap oknum keuchik yang dituding tidak transparan dalam pengelolaan anggaran desa, termasuk persoalan tidak kunjung cairnya bantuan langsung tunai dana desa (BLT-DD) tahap I tahun 2020.
“Penyelesaian masalah tak transparan pengelolaan anggaran desa sudah cukup lama dan berlarut-larut. Pihak kecamatan sudah lima kali memfasilitasi, tapi tak berhasil dan dikembalikan ke desa,” kata Darma Sakti, tokoh masyarakat Kedai Susoh kepada Serambi, Minggu malam.
Darma menjelaskan, pengelolaan anggaran desa yang dinilai tidak transparan itu sudah lama terjadi, terutama pada anggaran tahun 2018 dan 2019. “Bantuan BLT-DD tahap I juga tak kunjung cair hingga sekarang, sementara desa lain malah sudah cair tahap II,” tukas Darma Sakti.
Sekretaris Tuha Peut Kedai Susoh, Darmawisa menambahkan, keuchik seperti tidak punya niat baik untuk menyelesaikan persoalan pengelolaan anggaran yang tidak transparan tersebut. Akibatnya, ujar Darmawisa, kesabaran warga warga yang sudah cukup lama kecewa pun habis hingga akhirnya melakukan penyegelan kantor keuchik.
“Kekecewaaan warga atas kepemimpinan keuchik sudah lama, bahkan ada empat aparatur gampong yang sudah mengundurkan diri, yaitu sekdes (sekretaris desa), bendahara, operator gampong, dan satu kepala dusun (kadus). Dampak mundurnya empat orang itu, pencairan BLT-DD menjadi terkendala,” terangnya.
Guna menyelesaikan persoalan tersebut, beber dia, sebenarnya sudah diagendakan rapat pada Kamis (4/6/2020) malam, untuk memilih aparatur desa yang baru. “Namun rapat tersebut dibatalkan keuchik karena satu orang tuha peut tidak hair, sedangkan 4 orang tuha peut lainnya sudah hadir,” ungkap Darma Sakti.
Pantauan Serambi, tindakan penyegelan Kantor Keuchik Gampong Kedai Susoh yang berlokasi di kawasan pesisir tersebut dilancarkan puluhan warga pada Minggu sore sekitar pukul 18.00 WIB. Penyegelan dilakukan dengan memalang pintu masuk kantor keuchik dengan dua lembar papan yang kemudian dipaku. Bukan saja memalang pintu dengan papan, warga juga menempelkan sejumlah kertas karton pada pintu dan dinding kantor keuchik.
Pada kertas karton warna putih itu warga menuliskan sejumlah unek-unek dan tuntutan mereka. Seperti tulisan; ‘kantor ini disegal’, ‘keuchik tidak transparan dalam pengelolaan dana desa’, ‘mohon bupati ambil tindakan tegas’, dan ‘keuchik harap mundur’. Ada juga tulisan; ‘masyarakat sudah geram dana desa Covid-19 tak kunjung cair’, dan ‘jangan jadi pemimpin kalo tak mampu’. Kondisi pintu Kantor Keuchik Gampong Kedai Susoh yang sudah dipalang dan sejumlah kertas karton berisi tuntutan warga yang ditempel pada bangunan kantor menjadi totonan para pengendara yang melintas di lokasi, hingga Minggu malam.
Sementara itu, Keuchik Gampong Kedai Susoh, Sabri yang dihubungi Serambi untuk melakukan konfirmasi terkait aksi warganya tersebut, hingga Minggu (7/6/2020) pukul 20.29 WIB, belum tersambung. Meski nomor yang Serambi hubungi ada nada sambung, namun Keuchik Sabri tidak mengangkat teleponnya.
Lebih lanjut, tokoh masyarakat Gampong Kedai Susoh, Kecamatan Susoh, Abdya, Darma Sakti dan Sekretaris Tuha Peut Kedai Susoh, Darmawisa, kompak meminta instansi terkait untuk melakukan audit terhadap pengelolaan anggaran dana Desa Kedai Susoh pada tahun 2018 dan 2019. Mereka juga meminta penegak hukum segera melakukan pengusutan karena diduga ada penyimpangan dalam pengelolaan dana desa tersebut.
Kecuali itu, keduanya juga meminta Bupati Abdya, Akmal Ibrahim SH untuk mencopot Keuchik Kedai Susoh lantaran dianggap tidak becus dalam menjalankan tugasnya, sehingga memicu aksi penyegelan kantor keuchik oleh warga. “Masyarat meminta Bupati Abdya untuk mencopot keuchik Kedai Susoh,” tukas mereka.(nun)