Kemiskinan di Indonesia Diprediksi Naik, Diperkirakan Hingga 9,6 Juta Jiwa, Ini Kata Kemensos

Bank Dunia memprediksi, tingkat kemiskinan di Indonesia akan meningkat antara 2,1% sampai 3,6% akibat pandemi virus corona

Editor: Muhammad Hadi
www.serambitv.com
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kemiskinan Aceh (AMPKA) menggelar aksi demo, Kamis (23/1/2020) di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh. 

SERAMBINEWS.COM - Bank Dunia memprediksi, tingkat kemiskinan di Indonesia akan meningkat antara 2,1% sampai 3,6% akibat pandemi virus corona.

Jika mengacu prediksi tersebut, diperkirakan penduduk miskin di Indonesia bakal bertambah antara 5,6 juta hingga 9,6 juta jiwa di tahun ini.

Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (Dirjen PFM), Kementerian Sosial, Asep Sasa Purnama menyebutkan, bahwa penanganan masalah kemiskinan harus ditangani lintas kementerian/lembaga.

Asep mengatakan, data valid soal kemiskinan berawal dari data Badan Pusat Statistik.

Kemudian, akan diolah dan dibuat strategi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Baru setelah itu ditangani lintas kementerian.

Menteri BUMN Erick Thohir Rombak Jajaran Direksi PTPN, Ternyata Punya Utang Rp 48 Triliun

"Ini prosedur di kami seperti itu, jadi tidak bisa langsung kementerian bermanuver sendiri karena program ini menjadi strategi nasional. Karena menangani kemiskinan ini harus dilakukan lintas kementerian/lembaga.

Jadi ini diperkirakan akan bertambah tapi kan angkanya kita belum tahu," kata Asep kepada Kontan.co.id, Senin (8/6/2020).

Asep mencontohkan, Kementerian Sosial akan mengoptimalkan program yang ada.

Seperti bantuan langsung tunai, bantuan pangan non tunai, program keluarga harapan.

Kemudian, Kemensos juga membantu kelompok disabilitas dan lansia kategori miskin.

Serahkan BLT di Mila Pidie, Abusyik: BLT Jangan Dijadikan Kepentingan Politik

"Untuk orang miskin dan rentan itu kan ditangani kita semua sekitar 20 juta. Kemudian kita mengharapkan kementerian lain untuk bisa sinergi," ungkap dia.

Lebih lanjut, Asep mengingatkan, sebelum pandemi Covid-19 di Indonesia, Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas awal Maret 2020, berharap tidak ada kemiskinan ekstrem pada tahun 2024.

Kemudian Presiden Jokowi mengharapkan hal ini harus dilakukan keterpaduan penanganannya yang artinya lintas kementerian.

"Kan kalau orang yang miskin ekstrem ini kan biasanya orang miskin kemudian tidak punya pekerjaan, kondisi rumah sangat memprihatinkan.

Selanjutnya, biasanya sering sakit, pendidikannya belum memadai, kondisi lingkungan belum rapi, sarana air bersih belum tercukupi.

Sumber: Kontan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved